Jakarta (ANTARA News) - Angka inflasi November senilai 0,18 persen dorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin ditutup naik 1,44 persen untuk memecahkan rekor terbarunya. IHSG BEI ditutup naik 38,593 poin menjadi 2.726,925 memperbaiki rekor yang tercatat pada 7 November lalu di 2.713,978 dan indeks LQ45, kelompok 45 saham unggulan, terangkat 10,642 poin (1,80 persen) ke posisi 602,515. Analisa dari PT Sinarmas Sekuritas, Alfiansyah, kepada ANTARA News di Jakarta, mengatakan bahwa angka inflasi sbesar 0,18 persen telah mendorong pelaku pasar kembali antusias masuk ke pasar, sehingga mendorong indeks BEI. Menurut Alfian, angka inflasi ini menimbulkan harapan turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) yang akan ditentukan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Kamis (6/12). "Inflasi yang turun dan kemungkinan tren harga minyak dunia juga turun, BI bisa kembali menurunkan 'BI rate'-nya," tambahnya. Sementara itu, ia menilai, dari sentimen luar, maka bursa regional yang ditutup "mix" (bervariasi) tidak terlalu terpengaruh terhadap perdagangan di BEI. Bursa di kawasan Asia, seperti bursa Tokyo dengan indeks Nikkei 225 ditutup turun 51,70 poin menjadi 15.628,96 dan bursa Hongkong dengan indeks Hang Seng ditutup menguat tipis 14,81 poin ke posisi 28.658,41. "Pada perdagangan ini, angka inflasi yang mendominasi pergerakan indeks BEI," ujarnya. Kenaikan indeks dipimpin saham unggulan, terutama yang sensitif suku, seperti Bank Mandiri naik Rp100 ke level Rp3.650, Astra Internasional Indonesia terdongkrak Rp1.800 ke posisi Rp26.800, Bank BNI menambah Rp150 ke Rp1.990, Bank BRI menambah Rp150 menjadi Rp7.950 dan Bank BCA terangkat Rp150 ke harga Rp7.250. Sedangkan, saham-saham berbasis komoditas dan telekomunikasi juga masih menunjukkan pergerakan positif, seperti Bumi Resources menguat Rp50 ke harga Rp5.700, Tambang Timah Rp2.800 ke posisi Rp27.800, Telkom naik Rp350 ke posisi Rp10.500 dan Bakrie Telecom naik Rp5 menjadi Rp425. Pergerakan saham pada perdagangan Senin ini didominasi yang naik sebanyak 112 dibanding yang turun 72, sedangkan 61 stagnan dan 162 tidak aktif diperdagangkan. Volume perdagangan mencapai 3,295 miliar saham dengan nilai Rp3,691 triliun dari 49.210 kali transaksi. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007