"Salah satu program yang mendapat perhatian tinggi kaum muslimin dan korporasi adalah dai tangguh. Program yang secara langsung menyentuh aktivitas inti para dai di pedalaman, perbatasan, kepulauan dan daerah terpencil serta pinggiran untuk di kota-kota," kata Direktur Utama BMH, Marwan Mujahidin di Jakarta, Sabtu (4/5).
Laznas BMH dengan program utama dakwah dan pendidikan selama ini terus berkiprah dan bergerak, terutama di wilayah pedalaman, kepulauan, dan perbatasan tidak lain dan tidak bukan karena zakat kaum Muslimin.
Program Laznas BMH yang telah berjalan terutama dari sisi pendayagunaan berupa pemberdayaan secara nyata telah mendorong terjadinya perubahan dan pembangunan secara berkesinambungan.
Marwan mengatakan dana zakat, infak, dan shadaqoh telah berkontribusi bagi lahirnya energi perubahan masyarakat Indonesia yang boleh dibilang belum menikmati pemanfaatan perkembangan teknologi secara memadai.
"Lebih-lebih dai tangguh yang bertugas membina suku terasing, sudah barang tentu, bukan lagi tidak ada fasilitas, keluar masuk hutan adalah pekerjaan hariannya," ujarnya.
Ia mencontohkan dai tangguh dari Maluku Utara, Ustadz Nur Hadi yang setiap harinya membina masyarakat terasing di hutan Halmahera dan mereka belum mengenal pakaian.
Marwan mengemukakan, masih banyak program BMH lainnya yang secara nyata telah melahirkan gerakan perubahan di tengah-tengah masyarakat.
Pada Ramadhan 1440 Hijriah, Laznas BMH dengan tagline Ramadhan Raih Pahala Terbaik, mengajak kepada seluruh kaum Muslimin untuk terus berlomba-lomba dalam kebaikan-kebaikan yang tidak saja mendatangkan pahala bagi kehidupan sendiri, namun juga mendatangkan maslahat besar di tengah-tengah kehidupan umat.
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019