Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono menegaskan Pemerintah Indonesia tidak akan menanggapi pernyataan Presiden Timor Leste, Ramos Horta yang mengharuskan RI meminta maaf atas insiden "Balibo five", yakni tewasnya lima wartawan Australia dalam pertempuran antara TNI dan Fretilin di Timor-Timur (kini Timor Leste) pada 1975. "Kita diamkan saja," katanya, di sela-sela rapat kerja Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto, dan tiga kepala staf angkatan dengan komisi I di Jakarta, Senin. Juwono mengatakan keputusan kejaksaan agung Australia pada 1997 telah menetapkan bahwa dua militer Indonesia yang diduga bertanggungjawab atas insiden itu, yakni Letjen (pur) Yunus Yosfiah dan Letjen (pur) Sutiyoso, tidak bersalah. Keputusan itu, tambah Menhan, telah dikomunikasikan pada Menteri Luar Negeri (Menlu) RI saat itu Ali Alatas, termasuk dirinya saat menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Inggris dan keluarga korban. Juwono menilai, pernyataan keras Ramos Horta itu sebagai tekanan politik dari dalam negeri Timor Leste untuk mendapat simpati dari rakyat setempat untuk menunjukkan kepemimpinannya. "Jadi, kita diamkan saja," kata Juwono menegaskan. Hal senada diungkapkan Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto yang mengemukakan masalah itu sudah lewat dan tidak perlu dipermasalahkan lagi. "Itu sudah lewat. Jadi, tidak perlu dibahas lagi," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007