Aceh Besar (ANTARA) - Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam mengukuhkan tiga guru besar dalam sidang senat terbuka yang dipimpin Ketua Senat Unsyiah Profesor Said Muhammad di Darussalam, Banda Aceh, Jumat (3/5).
Ketiga guru besar yang dikukuhkan tersebut masing-masing Prof. Dr. Azmeri, S.T., M.T. dari Fakultas Teknik, Prof. Dr. Ir. Eka Meutia Sari Lubis, M.Sc, dari Fakultas Pertanian, dan Prof. Dr. Abrar Muslim, S.T., M.Eng. dari Fakultas Teknik.
Hingga 3 Mei 2019, kata Rektor Unsyiah Prof. Samsul Rizal, Unsyiah telah memiliki 61 profesor dengan jumlah terbanyak di Fakultas Teknik 14 orang, disusul Fakultas Pertanian dengan 12 profesor.
Unsyiah menargetkan menambah 85 profesor lagi untuk mencapai kuota 10 persen dari jumlah dosen keseluruhan, seperti yang ditetapkan oleh Kemenristekdikti.
"Unsyiah terus mempercepat pertumbuhan profesor, salah satunya dengan menambah signifikan pembiayaan untuk penelitian," katanya.
Ia menaruh harapan besar kepada ketiga profesor baru tersebut untuk berkontribusi secara maksimal, salah satunya memperbaiki peringkat jumlah publikasi ilmiah bereputasi Unsyiah melalui kepakaran yang mereka miliki saat ini.
Rektor menyebutkan Prof. Dr. Azmeri, S.T., M.T. merupakan ahli di bidang ilmu mekanika fluida yang fokus pada bencana hidrometeorologi.
Bidang kepakaran tersebut sangat dibutuhkan mengingat 95 persen bencana di Indonesia terhubung dengan hidrometeorologi. Pengembangan riset oleh Prof. Azmeri melalui penilaian perilaku aliran dan kerentanan banjir bandang.
Menurut Rektor, hal tersebut memberikan harapan besar bagi masyarakat Aceh dan Indonesia untuk menemukan solusi efektif penanggulangan bencana banjir bandang dan sejenisnya.
"Analisis lengkap Prof. Azmeri sangat bermanfaat serta membantu dalam pengambilan keputusan yang akurat dalam rangka mitigasi risiko bencana banjir bandang pada masa depan," katanya.
Rektor Samsul Rizal juga mengapresiasi Prof. Dr. Ir. Eka Meutia Sari Lubis, M.Sc. yang memiliki kepakaran di bidang sumber daya genetik ternak lokal Aceh. Kepakaran ini sangat relevan dengan kebutuhan Aceh saat ini karena daerah ini memiliki potensi sumber daya genetik ternak lokal yang besar.
Rektor kagum kepada Prof. Dr. Abrar Muslim, S.T. M.Eng. yang memfokuskan dirinya meneliti tentang teknologi adsorpsi, kemudian diaplikasikan dalam penyerapan ion logam berat di alam.
Dalam penelitiannya, Prof. Abrar Muslim memprioritaskan penggunaan limbah pertanian sebagai bahan dasar adsorben sehingga dapat memiliki nilai guna.
Pewarta: M Ifdhal
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019