Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB H Muhammad Rum di Mataram, Jumat, menyampaikan dari 29.944 unit rumah itu 6.132 unit merupakan rumah dengan kategori rusak berat (RB), 5.038 unit rumah rusak sedang (RS), dan 18.744 rumah rusak ringan (RR).
"Seluruhnya sudah ada 29.944 unit rumah yang berhasil dirampungkan pengerjaannya," ujarnya.
Ia menjelaskan, hingga saat ini rumah yang masih dalam proses pengerjaan oleh pemerintah sebanyak 66.164 unit. Terdiri dari 18.360 unit rumah kategori RB, 12.482 rumah kategori RS, dan 31.962 unit rumah kategori RR.
Sedangkan, jumlah kelompok masyarakat (Pokmas) yang terbentuk mencapai 8.237 Pokmas atau 159.955 kepala keluarga (KK). Terdiri dari 4.408 Pokmas atau 59.052 KK dengan rumah kategori RB, 971 Pokmas atau 23.766 KK dengan rumah kategori RS, dan 2.665 Pokmas atau 77.137 KK dengan rumah kategori RR.
Ia menyebutkan, jumlah tenaga fasilitator yang terlibat dalam proses pembangunan rumah tahan gempa (RTG) di NTB sebanyak 3.337 personel. Terdiri 1.897 personel dari sipil, TNI 1.000 personel dan 440 personel polisi. Ditambah 1.000 personel dari tenaga bantuan Satuan Zeni TNI.
"Personel ini terbagi menjadi dua, yakni 1.637 personel RB dan 1.700 untuk RS dan RR," jelas Rum.
Berdasarkan data BPBD NTB, jumlah total rumah rusak akibat gempa bumi di Lombok dan Sumbawa yang terjadi pada Juli-Agustus tahun 2018 mencapai 216.519 rumah.
Jumlah itu terdiri dari 75.138 unit rumah RB, selanjutnya 33.075 rumah RS, dan 108.306 rumah RR. Untuk RB pemerintah memberi dana stimulan sebesar Rp50 juta per rumah, RS sebesar Rp25 juta per rumah, dan RR sebesar Rp10 juta per rumah. ***3***
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019