Nusa Dua (ANTARA News) - Menteri Lingkungan Kenya, David Mwiraria, menyeru seluruh pihak untuk segera menyelesaikan perundingan dan mengambil langkah nyata terkait upaya penanganan perubahan iklim. Hal itu dikemukakan oleh Mwiraria dalam pidato pembukaannya dalam Konferensi Para Pihak (COP-13) Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) di Bali, Senin, sebelum menyerahkan kepemimpinan sidang COP kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Rachmat Witoelar. "Perundingan harus dilakukan dengan cepat dan efektif di Bali,...mengingat keperluan untuk segera mengambil langkah yang dibutuhkan," katanya. Bukti-bukti keilmuan dari dampak perubahan iklim terhadap lingkungan dan perekonomian juga telah banyak diteliti, ujarnya. Oleh karena itu, lanjut dia, semua negara pihak diharapkan segera menyepakati konvensi perubahan iklim karena dunia memerlukan sebuah rezim yang mengatasi dampak perubahan iklim dalam kesepakatan yang adil. "Keseimbangan kepentingan diharapkan tercermin dalam konvensi dan kesepakatan yang kita capai guna memberi kesempatan yang sama bagi seluruh pihak untuk membangun," katanya. Pada kesempatan itu Mwiraria juga menyampaikan perkembangan lima topik pembahasan dalam COP-12 di Nairobi, Kenya tahun lalu. Kelima topik itu yaitu tentang perkembangan pembahasan dana adaptasi, pelaksanaan Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM) di Afrika, pengenalan transfer teknologi, upaya menjaga momentum politik dan pengembangan ide-ide kreatif. Dari lima topik itu, ia menggarisbawahi mengenai perkembangan CDM di Afrika yang cenderung lambat sehingga masih memerlukan banyak upaya guna memastikan hal itu sebagai program negara-negara Afrika yang menitikberatkan pada proyek nyata kerjasama dengan institusi lokal. Pada pertemuan UNFCCC, 3-14 Desember 2007 di Bali, sedikitnya 189 negara berkumpul guna menyepakati pengaturan baru untuk mengatasi perubahan iklim pasca berakhirnya Protokol Kyoto pada 2012.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007