Denpasar (ANTARA News) - Sebanyak 18 warga asal Nusa Tenggara Barat (NTB) yang hendak ke Bali dan diduga akan membuat keonaran di tempat diselenggarakannya Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), Senin pagi, diamankan polisi serta diperiksa secara intensif.
Belasan warga NTB itu kini menjalani pemeriksaan di ruang Ditreskrim Polda Bali di Denpasar, setelah sebelumnya dievakuasi dari atas kapal yang melintas di perairan laut Bali bagian selatan.
Petugas Ditpolair Polda Bali menemukan ke-18 orang tersebut ketika sedang berpatroli. Polisi yang sedang memeriksa kapal tujuan Pelabuhan Padangbai, Karangasem, di perairan Bali curiga ketika menemukan sekelompok orang asal NTB yang hendak ke Bali.
Atas kecurigaan tersebut, ke-18 pemuda itu akhirnya dievakuasi dengan kapal patroli untuk merapat di Pelabuhan Benoa, selanjutnya lewat jalur darat digiring ke markas Polda Bali.
Sementara kapal yang semula berangkat dari Pelabuhan Lembar, NTB itu, dibiarkan melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Padangbai, ungkapnya.
Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol AS Reniban yang dihubungi terpisah, membenarkan kalau pihaknya tengah mengamankan 18 pemuda asal NTB yang bermaksud datang ke Pulau Dewata.
"Kita amankan mereka sehubungan ditemukan petunjuk bahwa kehadirannya di Bali untuk melakukan aksi unjuk rasa terkait penyelenggaraan UNFCCC," ucapnya.
Kabid Humas mengatakan, pihaknya tidak melarang masyarakat berunjuk rasa, namun tentu harus ditempuh aturan yang berlaku, antara lain menyampaikan terlebih dahulu maksud tersebut kepada polisi.
"Kalau ini sepertinya tidak, sehingga tercium adanya niat untuk membuat keonaran tiba di Pulau Dewata. Siapa saja yang melakukan tindakan tidak sesuai dengan ketentuan berlaku, ya membuat onar namanya. Karenanya, kami amankan," ujar Reniban.
Namun demikian, lanjut dia, sejauh ini belum dapat dipastikan maksud yang sebenarnya mereka datang ke Bali, karena segalanya masih dalam pemeriksaan lebih lanjut.(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007