Jakarta (ANTARA) - Lembaga Produktivitas Nasional (LPN) mendorong Indonesia menjadi negara maju dengan mempercepat peningkatan produktivitas dan daya saing melalui penerapan Gerakan Nasional Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing (GNP2DS) di seluruh Indonesia.

Wakil Ketua LPN Iskandar Simorangkir dalam siaran pers di Jakarta, Jumat, menyebutkan bahwa GNP2DS menjadi kunci Indonesia untuk menjadi negara maju.

"Itu kunci untuk bisa menjadi negara maju dan bisa keluar dari jebakan kelas menengah. Kita harus jadikan program LPN menjadi budaya bagi pekerja untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing," kata Wakil Ketua LPN Iskandar Simorangkir usai menggelar rapat pleno LPN 2019 di Jakarta, Jumat.

Program kedua hasil rapat pleno, kata dia, yakni memberikan usulan kepada pemerintah berupa sistem pengupahan yang adil dengan tidak merugikan pekerja dan pemilik perusahaan.

"Untuk menjadi negara maju, konflik antara pekerja dan pemberi kerja harus diselesaikan," katanya.

Program ketiga, lanjut dia, yakni peningkatan SDM sebagai kunci sukses sebuah negara. Untuk itu, rapat pleno LPN memberikan masukan kepada Presiden cara meningkatkan kualitas SDM sehingga produktivitasnya meningkat.

"Kalau tidak bisa tingkatkan produktivitas, kita akan terjebak ke dalam kelas menengah," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Bina Produktivitas Ditjen Binalattas Kemnaker M. Zuhri mengatakan bahwa rapat pleno ini juga menyepakati untuk merevitalisasi atau memberdayakan LPN sebagai lembaga yang memberikan efek terhadap peningkatan produktivitas sebuah bangsa.

Menurut Zuhri, ke depan, produktivitas menjadi tolok ukur sebuah bangsa maju.

"Oleh karena itu, pilihannya bangsa kita harus produktif agar bisa maju dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain, " katanya.

Zuhri menambahkan bahwa terpilihnya Sekjen Association Productivity Organization (APO) dari Indonesia untuk pertama kalinya yaitu AKP Mochtan diyakini akan menentukan arah kebijakan terkait dengan peningkatan produktivitas dan posisi Indonesia secara regional maupun internasional.

Menurut Zuhri, Revolusi Industri 4.0 memberikan keuntungan dan merupakan tantangan bagi peningkatan produktivitas tenaga kerja, khususnya di bidang pengelolaan sumber daya manusia dan peningkatan daya saing dalam era globalisasi ini.

"Untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja, upaya pemerintah melalui Kemnaker telah membuat program Triple Skilling yaitu Skilling, Reskilling dan Upskilling," ujarnya.

Hal senada dikatakan Sekjen APO Mochtan bahwa untuk menjadi negara maju, kuncinya terletak pada produktivitas. "Today is better than yesterday and tomorrow is better than today," kata Mochtan.

Dibandingkan negara-negara lain di Asean, produktivitas Indonesia masih di bawah negara Thailand, Malaysia, dan Singapura.

"Nah ini kesempatan kita, bagaimana produktivitas kita maju juga. Kita harus lebih baik lagi dan tetap optimistis, " katanya.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019