Nusa Dua (ANTARA News) - Enam mahasiswa asal Papua yang sempat diperiksa di pintu masuk Bali wilayah barat, Senin pagi, karena diduga sebagai kelompok separatis, akhirnya dibebaskan setelah tidak ditemukan petunjuk bahwa mereka akan melakukan tindak pidana. "Dari hasil pemeriksaan petugas, tidak ditemukan petunjuk kalau mereka akan melakukan perbuatan pidana di Pulau Dewata," kata Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol AS Reniban, ditemuai di Pos Polisi Nusa Dua, Bali, siang harinya. Ia menyebutkan pemuda Papua yang diperiksa saat mereka masuk lewat Pelabuhan Gilimanuk, ternyata seluruhnya melengkapi diri dengan identitas, yang antara lain berupa kartu masasiswa Universitas Udayana (Unud). "Jadi mereka benar-benar berstatus mahasiswa Unud dan tujuannya menyeberang dari Jawa ke Bali. Ya..untuk kuliah di perguruan tinggi tersebut," katanya. Kabid Humas mengakui bahwa pihaknya akan memeriksa siapa saja yang masuk dari daerah lain ke Bali berkaitan dengan upaya pengamanan Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) yang berlangsumng di Nusa Dua, 3-14 Desember 2007. "Kita akan periksa siapa saja yang datang ke Bali, tidak terkecuali orang asal Papua," ucapnya. Sehubungan dengan itu, Kabid Humas mengharapkan tidak memunculkan kesan kalau polisi kini tengah membidik atau mengincar orang-orang Papua saja. "Tidak, siapa saja tetap kita periksa. Hanya saja, kalau kita periksa orang Papua, pers menjadi turut sibuk," katanya. Tentang kecurigaan petugas atas kemungkinan hadirnya warga Papua untuk melakukan unjuk rasa dengan mengibarkan bendera "Bintang Kejora", Reniban mengakui kalau kecurigaan ke arah itu memang ada, dikaitkan dengan beberapa kasus yang sempat muncul di daerah lain. Kombes Reniban menyebutkan, setelah jelas diketahui kalau keenam mahasiswa itu datang ke Bali untuk kepentingan kuliah di UNUD, mereka pun kemudian dilepas untuk meneruskan perjalanan. Kepada masyarakat luas Kabid Humas menyampaikan permaklumannya kalau petugas tiba-tiba harus melakukan pemeriksaan dengan cukup ketat di pintu-pintu masuk Pulau Dewata, terkait dengan upaya pengamanan UNFCCC. "Tidak hanya di Pelabuhan Gilimanuk, di pelabuhan lain seperti Benoa, Padangbai, Celukanbawang dan Bandara Ngurai Rai pun, pretugas melakukan hal yang saja," ucapnya. Ditambahkan, sejumlah orang lainnya jutga diperiksa, dan diketahui berasal dari Nusa Tenggara Barat. "Sejumlah orantg masih kami periksa, namun sebagian sudah dilepas," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007