Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah Senin pagi melemah, menyusul aksi beli dolar di kalangan pelaku pasar menjelang Bank Sentral AS (The Fed) menurunkan kembali tingkat suku bunganya.
Akibatnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS merosot 17 poin menjadi Rp9.357/9.362 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu yang tercatat Rp9.340/9.367 per dolar AS.
Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Senin, mengatakan pelaku pasar mengantisipasi rencana The Fed yang akan menurunkan suku bunganya dengan membeli dolar AS.
"Kami optimis rupiah sepanjang hari ini masih tertekan pasar, karena pelaku aktif membeli dolar AS," katanya.
Namun, lanjut dia, peran Bank Indonesia (BI) di pasar memberikan dukungan positif terhadap rupiah sehingga kurs mata uang lokal itu berada dalam kisaran cukup aman antara Rp9.350 sampai Rp9.400 per dolar AS.
Tekanan yang cukup kuat, menurut dia, berasal dari gejolak harga minyak mentah dunia yang memberi dampak rupiah terpuruk, apalagi kenaikan harga minyak itu diperkirakan berlangsung lama.
Gejolak kenaikan harga minyak itu sebenarnya masih dapat diimbangi dengan memperkuat produk primer yang memberikan devisa cukup besar dan memperbesar sektor pertambangan lainnya, sehingga arus dana keluar untuk subsidi minyak mentah dapat dikurangi dari sektor tersebut, katanya.
Ia mengatakan harga minyak mentah dunia sempat mencapai 99,10 dolar AS per barel dan diperkirakan bisa naik lagi hingga menyentuh level 100 dolar AS.
"Kalau hanya mengatasi gejolak harga minyak itu, bisa jadi rupiah kemungkinan akan tertekan kembali hingga di atas level Rp9.400 per dolar AS. Di sini BI harus sigap masuk pasar untuk menahan pelemahan rupiah," katanya.
Risiko terburuk, lanjutnya, mata uang rupiah akan bisa menembus level Rp9.500 per dolar AS, apabila BI sudah tidak dapat menahan gejolak pasar dunia yang semakin kuat.
Sementara itu, dolar AS terhadap yen turun, karena pelaku pasar optimis bahwa The Fed akan segera menurunkan suku bunganya.
Dolar AS terhadap yen menjadi 110,03 atau turun 0,2 persen, euro melonjak 0,2 persen menjadi 1,4656. (*)
Copyright © ANTARA 2007