Jakarta (ANTARA) - Pengasuh Pondok Pesantren Abdurrahman Wahid Sokotunggal, Jakarta Timur, Nuril Arifin Husein atau akrab disapa Gus Nuril, mengingatkan kepada seluruh elemen untuk menghormati proses pemilu yang masih berlangsung.
"Semua pihak juga harus menghormati seluruh proses Pemilu, termasuk menunggu secara resmi proses penghitungan suara yang sedang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU)," kata Gus Nuril di sela-sela acara Multaqo Ulama, Habaib dan Cendekiawan Muslim, di Jakarta, Jumat malam.
Menurut dia, menang atau kalah dalam setiap konstelasi di sebuah negara demokrasi merupakan hal yang biasa.
"Konstetasi itu ada yang menang ada yang kalah. Bahwa Pak Jokowi pengin sekali lagi menjadi presiden dan Mas Prabowo ingin sekali-kali menjadi presiden. Itu biasa. Maka setelah KPU melaksanakan penghitungan itu, kita tunggu hasilnya," kata Ketua Umum Patriot Garuda Nusantara (PGN) ini.
Dia juga mengingatkan agar elit politik tidak terus menerus melibatkan rakyat untuk memenuhi ambisi keinginan menjadi presiden.
"Jangan libatkan rakyat. Yang nelayan kembali lagi sebagai nelayan. Yang petani kembali lagi sebagai petani," ucapnya.
Saat ini, kata dia, hasil hitung cepat atau quick count sudah ada dan masyarakat tinggal menunggu hasil real count.
"Jangan sampai lembaga yang diberikan wewenang menyelenggarakan Pemilu malah terus-terusan dianggap sebagai pihak yang salah. Jangan kemudian dianggap sebagai lembaga yang salah karena KPU itu bukan presiden. KPU itu bukan presiden yang milih. KPU itu dipilih oleh rakyat sendiri. Diberikan kepercayaan. Dilindungi UU. Sudah cooling down semuanya. Tidak ada lagi 01 dan 02. Kita kembali lagi ke Pancasila, yang ada hanya 03, persatuan Indonesia," imbuhnya.
Ribuan Ulama, Habaib dan Cendekiawan Muslim menggelar pertemuan (Multaqo) menyikapi situasi dan kondisi bangsa saat ini dalam menjaga stabilitas keamanan dan ukhuwah Islamiyah pascaPemilu 2019
Multaqo yang digelar kali ini diiniasi oleh ulama sepuh KH Maimun Zubair dan Habib Luthfi. Para ulama, habaib dan cendekiawan muslim diajak agar memberikan suri tauladan kepada umat dalam menjaga situasi damai terutama menjalani bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019