Pontianak (ANTARA) - Punggawa Band Govinda, Muhammad Irfan Hadari yang karib disapa Ifan meluncurkan brand busana melayu, telok belanga dan baju kurung yang menggandeng desainer lokal berkelas internasional dari daerah asalnya Pontianak, Kalimantan Barat.
"Peluncuran yang diberi tajuk Senja Bersama Paduka ini merupakan soft launching produk busana daerah yang menggandeng desainer yang sudah berkelas internasional, Ndastila," ujar Ifan di Pontianak, Jumat.
Menurut Ifan, pemilihan busana lokal khas melayu yakni telok belanga bukan tanpa sebab. Ia melihat perkembangan zaman saat ini membuat banyak yang melupakan pakaian khas daerah melayu. "Padahal dengan sedikit modifikasi, telok belanga bisa dipakai tak hanya di acara-acara resmi," papar dia.
Ia menilai sudah saatnya menumbuhkan kecintaan masyarakat Pontianak pada budaya khas Melayu salah satunya melalui pakaian daerah. Ia mengaku senang karena peluncuran busana daerah kekinian ini menjadi yang pertama di Pontianak bahkan di Indonesia.
"Kami senang kalau bisa jadi pionir. Intinya kami ingin menumbuhkan kebanggaan saat menggunakan pakaian adat melayu. Desainnya kami modifikasi agar bisa dipakai kapan pun. Bahan yang kami pakai juga kualitas premium dan tentu saja dikemas dengan ciamik," kata dia.
Dalam memproduksi telok belanga Paduka, dia menggandeng desainer lokal yakni Ndastila. Kerjasama dengan brand lokal, kata dia merupakan salah satu upaya mengembangkan usaha anak muda di Pontianak.
Saat ditanya tentang ciri khas Telok Belanga yang ia produksi, Ifan menyebut tak ada perbedaan mendasar. Namun ia memastikan motif khas telok belanga Paduka merupakan motif yang elegan serta nyaman dikenakan.
"Jadi Telok Belanga kami ini bisa dipakai di berbagai acara dan oleh siapa saja. Tak hanya orang Pontianak, tapi seluruh Indonesia bahkan negara serumpun seperti Malaysia dan Brunei," jelasnya.
Sementara, CEO Ndastila, Walanda Siti Nurlaila mengatakan kolaborasi ini menjadi momentum untuk kembali memperkenalkan berbagai macam busana khas melayu kepada masyarakat.
Apalagi selama ini, baju kurung muslimah sudah sulit didapatkan. Ia mengatakan, target pemasaran produk kolaborasi ini juga akan merambah beberapa negara serumpun seperti Malaysia dan Brunei.
"Nanti setiap tahun kita akan keluarkan tema-tema khusus. Yang jelas kami ingin kembali mengangkat khazanah budaya Melayu melalui pakaian. Apalagi sekarang susah cari baju kurung, makanya itu kami produksi," katanya.
Walanda Siti Nurlaila menyebut, untuk soft launching seri pertama ini ada 18 item pakaian yang diluncurkan ke pasaran, terdiri dari telok belanga dan baju kurung muslimah.
Menurutnya, peluncuran ini di luar ekspektasi karena menjadi yang pertama di Indonesia, mengangkat khazanah budaya Melayu, namun dengan gaya kekinian, yang sangat cocok dengan milenial.
"Iya kita bersyukur sekali jika memang menjadi yang pertama melakukan hal ini. Karena kita tahu bahwa saat ini eranya industri kreatif yang dimulai dari lokal, dan dilakukan oleh anak muda," kata dia.*
Pewarta: Dedi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019