Kalau Anda ingin memperjuangkan sesuatu, tidak ada cara lain kecuali lewat jalur politik."Jakarta (ANTARA) - Aktor Rano Karno optimistis bisa melaju ke Senayan pada pemilihan anggota legislatif tahun ini mewakili wilayah Banten 3.
Jika benar terpilih, sosok yang dikenal sebagai Bang Doel itu ingin memajukan budaya populer Indonesia melalui program
pop Indonesia (I-pop) layaknya Korean Pop (K-pop) di Negeri Ginseng.
"Mungkin kita tunggu KPU saja. Tapi kalau dari catatan saya, saya punya tim, mungkin saya satu-satunya yang punya kamar hitung, cukup optimistis untuk ke Senayan. Cuma berapa besar? Kita tunggu KPU," ujar dia saat berkunjung ke kantor LKBN ANTARA di Jakarta, Jumat.
Rano mengungkapkan, anggota legislatif menjadi keinginan terakhir usai mencicipi dunia eksekutif beberapa waktu lalu.
Bagi pria berusia 59 tahun itu, birokrasi tak lagi menarik dan tak akan pernah lagi dia masuki.
"Kalau jadi caleg ini keinginan saya yang terakhir. Umur saya sudah 59 tahun, saya ingin berikan kontribusi dalam pemikiran. Saya sudah tidak tertarik lagi jadi gubernur, wali kota. Cukup bagi saya," tutur dia.
Dia mengatakan, jika nantinya keinginan itu terwujud, dia berharap bisa berada di Komisi X. Di sana, dia berencana bisa mengangkat pop Indonesia (I-pop) layaknya Korean Pop (K-pop) di Negeri Ginseng.
Untuk bisa mencapainya, Rano optimistis, salah satunya karena sumber daya manusia di Indonesia memadai. Apalagi jika pemerintah bisa membantu dari sisi perizinan, distribusi dan lainnya.
Hal lain yang tak kalah penting, dukungan dari para seniman yang memiliki pemikiran serupa melalui jalur politik.
"Kalau Anda ingin memperjuangkan sesuatu, tidak ada cara lain kecuali lewat jalur politik," demikianRano Karno.
Rano Karno bertarung ke Senayan melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mewakili wilayah Banten Tiga. Selain dia, ada beberapa seniman yang juga bernaung di partai berlambang banteng itu namun untuk wilayah pemilihan berbeda antara lain Guruh Soekarno Putra (Jawa Timur 6), Krisdayanti (Jawa Timur 5) dan Rieke Diah Pitaloka (Jawa Barat 7).
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019