Nusa Dua (ANTARA News) - Peserta sidang konvensi perubahan iklim (UNFCCC) di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, (3-14/12) akan menanggalkan jas dan dasi mereka selama mengikuti berbagai sidang, karena panitia pelaksana pertemuan itu akan menaikkan temperatur ruangan agar tidak terlalu dingin. "Ini untuk jaga kesehatan dan sekaligus penghematan bahan bakar," kata Ketua Panitia Pelaksana Agus Purnomo di Nusa Dua, Minggu. Agus Purnomo mengatakan, hanya ada dua sidang yang mengharuskan peserta sidang menggunakan pakaian lengkap dengan jas dan dasi, yaitu pada acara pembukaan konferensi PBB tentang kerangka kerja perubahan iklim (3 Desember) dan pembukaan Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) pada 12 Desember. Selebihnya, kata dia, peserta pertemuan itu bebas untuk mengenakan pakaian lengan pendek atau menggulung lengan baju mereka. Selain sebagai bentuk penghematan energi, kata dia, tindakan itu juga untuk menjaga kesehatan peserta, yaitu dengan mencegah mereka terhindar dari perbedaan temperartur yang ekstrem antara suhu yang sangat dingin di dalam ruang dan suhu yang sangat panas di luar ruang. Suhu udara di Bali rata-rata maksimal 30 derajat celcius, namun belakangan ini terasa lebih panas. Menurut dia, pihaknya telah berkonsultasi dengan negara tuan rumah dan merespon sejumlah pertanyaan dari partisipan dan para delegasi telah mengetahui rencana tersebut. Untuk itulah, Rachmat Witoelar yang akan menjadi presiden COP 13 dan Yvo de Boer, sekretaris Eksekutif UNFCCC, mengijinkan staf sekretariat (panitia) untuk tidak mengenakan jas dan dasi setelah pembukaan dan paling tidak sampai pertemuan tingkat tinggi dilaksanakan. Sekretariat dan presiden COP berharap partisipan mengikuti mengenakan pakaian seperti disebutkan sebelumnya. Sekretariat berharap adanya ketentuan mengenai tata cara ini membuat partisipan berdiskusi dalam lingkungan yang lebih nyaman dan juga membatasi penggunaan AC, sehingga bisa mengurangi emisi gas rumah kaca.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007