Di sisi lain, kinclongnya data ekonomi di AS, kembali membuat aliran dana menyemut ke dolar AS,.kata Ibrahim.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan ini terkoreksi seiring semakin kecilnya peluang suku bunga bank sentral AS The Fed atau Fed Fund Rate turun.
Rupiah melemah 14 poin atau 0,1 persen menjadi Rp14.266 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.252 per dolar AS.
"Ekspektasi bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS akan memangkas tingkat suku bunga acuan pada tahun ini menjadi semakin memudar," kata Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat.
Sebelumnya, The Fed memang sudah memberi sinyal kuat bahwa pemangkasan suku bunga acuan tidak akan dilakukan tahun ini.
Setelah mengumumkan bahwa tingkat suku bunga acuan dipertahankan di level 2,25-2,5 persen, pada Rabu (1/5/) waktu setempat, Gubernur The Fed Jerome Powell mengeluarkan pernyataan yang jauh dari nada "dovish" atau kebijakan moneter longgar.
"Di sisi lain, kinclongnya data ekonomi di AS, kembali membuat aliran dana menyemut ke dolar AS," kata Ibrahim.
Pemesanan barang dari pabrikan di AS periode Maret 2019 diumumkan tumbuh hingga 1,9 persen secara bulanan, jauh di atas konsensus yang memperkirakan kenaikan sebesar 1 persen saja, seperti dilansir dari Forex Factory. Pada Februari, pemesanan barang dari pabrikan di AS terkontraksi sebesar 0,3 persen.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp14.265 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.265 per dolar AS hingga Rp14.286 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan, Rupiah melemah menjadi Rp14.282 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.245 per dolar AS.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019