Mataram (ANTARA) - Personel Komando Distrik Militer (Kodim) 1607/Sumbawa bersama petugas Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Puncak Ngengas, mengamankan puluhan batang kayu balok diduga hasil pembalakan liar dari wilayah hutan lindung di Desa Kerekeh, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
"Jenis kayu yang diamankan tim operasi gabungan adalah jenis kayu Sonokling yang diduga hasil illegal logging," kata Pasi Inteldim 1607/Sumbawa Letnan Satu Chb Wahyu Amri kepada wartawan di Mataram, Jumat.
Dijelaskan bahwa puluhan kayu balok yang diamankan dengan beragam ukuran tersebut ditemukan oleh tim operasional gabungan tersembunyi dibalik semak belukar dan juga saluran irigasi di Dusun Selang, Desa Kerekeh.
"Setelah kita hitung, jumlah balokan kayunya mencapai 60 batang," ucapnya.
Dengan memanfaatkan kendaraan dinas (randis) berupa truk milik KPH Puncak Ngengas, petugas langsung mengangkut puluhan kayu balok tersebut ke Markas Kodim 1607/Sumbawa.
"Sekarang semuanya sudah diamankan di mako dan untuk selanjutnya kita menunggu proses penyelidikan dari BKSDA NTB," ujarnya.
Mengetahui aksi pengamanan kayu dari dalam kawasan hutan lindung tersebut,
Komandan Kodim 1607/Sumbawa Letnan Kol Inf Samsul Huda, memberikan apresiasi kepada tim operasional gabungan.
Dalam kesempatannya, Dandim Samsul Huda juga turut mengingatkan masyarakat bahwa hutan adalah sumber kehidupan yang sudah sepatutnya dijaga dan dipelihara kelestariannya.
Dia mengakui bahwa kondisi hutan saat ini sudah sangat memprihatinkan. Penyebab banjir dan juga meningkatnya pengaruh pemanasan global diakibatkan semakin berkurangnya volume pohon tegakan di dalam kawasan hutan. Karena itu, butuh kepedulian bersama untuk menjaga dan melestarikannya.
"Jadi mari kita jaga dan selamatkan hutan dan lingkungan kita, untuk anak cucu kita ke depan," katanya.
Lebih lanjut, apabila menemukan atau pun mengetahui adanya kegiatan pembalakan liar, Dandim Samsul Hadi mengajak masyarakat untuk tidak segan melaporkan kepada aparat.
Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019