Rochester (ANTARA News) - Seorang pria yang menyatakan bersenjatakan bom mengambil-alih salah satu kantor kampanye calon presiden Hillary Clinton selama lebih dari lima jam Jumat, sebelum ia menyerahkan diri kepada polisi. Pria itu, yang diduga memiliki sejarah sakit mental, memasuki kantor di New Hampshire sekitar pukul 13:00 waktu setempat (Sabtu, 01:00 WIB), dan menyandera sejumlah orang serta dilaporkan menuntut berbicara dengan mantan ibu negara tersebut. Hillary, yang berada di dekat Washington saat penyanderaan terjadi, mengatakan setelah drama itu berakhir bahwa peristiwa tersebut berat bagi dia dan kampanyenya. "Ini hari yang berat, secara pribadi dan secara emosi," kata Hillary kepada wartawan. Ditambahkannya, ia telah menghubungi keluarga dari orang-orang yang disandera sepanjang hari itu. "Saya sangat bersyukur bahwa hari ini berakhir dengan baik," kata mantan ibu negara tersebut --yang dijadwalkan segera pergi ke New Hampshire untuk mengucapkan terima-kasih kepada petugas pelaksana hukum yang membantu menyelesaikan kemelut itu. "Ini telah menjadi hari yang sangat berat bagi kami dalam kampanye kami," katanya. Seorang perempuan pertama-tama memberi peingatan mengenai peristiwa itu setelah menyelamatkan diri dari gedung tersebut bersama anaknya yang masih kecil ketika penyandera memasuki kantor Hillary. Saksi mata bernama Lettie Tzizik mengatakan kepada stasiun televisi lokal WMUR bahwa ia berbicara dengan perempuan itu tak lama setelah ia meninggalkan gedung tersebut. "Seorang perempuan muda bersama bayi berusia enam atau delapan bulan datang tergesa-gesa ke dalam toko dengan berlinang air mata, dan ia mengatakan, `Anda harus menghubungi 911. Seorang pria baru saja memasuki kantor (Hillary) Clinton, membuat mantel panjangnya dan menunjukkan satu bom terikat di dadanya. Polisi bersenjata dalam waktu singkat tiba di tempat itu, sementara satuan bersenjata ditempatkan di sepanjang jalan tersebut dan perunding melakukan hubungan. Penyandera itu, yang oleh stasiun televisi diidentifikasi sebagai Lee Eisenberg, diduga telah membebaskan dua sandera sekitar dua jam setelah drama penyanderaan sebelum menyerahkan dua sandera tersisa sekitar tiga jam kemudian. Gambar dari tayangan langsung stasiun televisi WMUR memperlihatkan Eisenberg menyerahkan diri kepada polisi dengan tangan diangkat sebelum ia berlutut. Polisi bersenjata menangkap dia dan membawanya ke satu kendaraan polisi, demikian AFP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007