Cirebon (ANTARA News) - Warga Cirebon dan Indramayu, dalam menyambut KTT Perubahan Iklim dan Pemanasan Global (Global Warming) di Bali 3-14 Desember 2007, melakukan aksi tanam pohon dan tanam mangrove sebagai bagian mengurangi efek rumah kaca dan mengurangi pemanasan global, Sabtu. Di pesisir pantai Kota Cirebon, digelar Pekan Penanaman Bakau yang dikomandoi Stasiun Angkatan Laut Cirebon dan diikuti jajaran dari TNI AD, TNI AU, Denpom, Polri, pemuda dan pelajar setempat. Dan Sional Cirebon Letkol Laut Denih Hendrata mengatakan, pekan penanaman mangorve ini bertujuan untuk ikut melestarikan kawasan pantai agar kembali hijau sekaligus berfungsi sebagai penahan abrasi dan menjadi tempat berlindungnya ikan-ikan kecil. "Kita targetkan 20.000 mangrove bisa ditanam di sepanjang pantai Cirebon sekaligus ikut memberikan sumbangan untuk mengurangi pemanasan global," katanya. Ia berharap, mangrove yang ditanam dapat dipelihara masyarakat, bahkan kalau perlu dilindungi oleh sebuah Perda agar tetap terpelihara dan tidak begitu saja ditebang untuk kepentingan komersial. Sementara pada hari yang sama di Indramayu, ratusan pelajar dan ormas setempat secara serentak melakukan aksi penanaman 23.000 pohon mahoni di tanggul sungai yang kondisinya kritis. Acara perdana tanam pohon mahoni itu dipusatkan di Bantaran Sungai Cimanuk, Desa Sukamulya, Kecamatan Tukdana, namun jumlah bantaran sungai yang akan dihijaukan ada 13 sungai yang semuanya mengalir ke Laut Jawa. Bantaran sungai yang menjadi target penghijauan selain Cimanuk antara lain, Cipanas, Cipunegara, Ciperawan, dan Cikadung. Menurut Ketua Pelaksana Aksi Penanaman Mahoni Ir Widodo Subagyo, aksi yang melibatkan sekolah dan perusahaan di dekat sungai itu bertujuan untuk ikut mengantisipasi pemanasahan global dan perubahan iklim dunia. "Setiap jengkal tanah harus dimanfaatkan untuk penghijauan, apalagi bantaran sungai yang memerlukan tanaman untuk penahan erosi," katanya. Pada kesempatan terpisah Ketua Yayasan Buruh dan Lingkungan Hidup Cirebon, Yoyon Suharyono, mengungkapkan, Intergovermental Panel and Climate Change (IPCC) telah menyatakan pada tahun 2005 terjadi peningkatan suhu di dunia 0,6 - 0,7 derajat celcius sedangkan di Asia lebih tinggi, yaitu 1 derajat celsius. Selain itu menurut lembaga panel internasional tentang perubahan iklim yang beranggotakan lebih dari 100 negara itu, ternyata saat ini ketersediaan air di negeri-negeri tropis berkurang 10-30 persen dan telah terjadi meleleh besar Gleser (gunung es) di Himalaya dan Kutub Selatan. Efek penanasan global, menurut Yoyon, yaitu makin panjangnya musim panas dan makin pendeknya musim hujan, selain itu makin maraknya badai dan banjir di kota-kota besar, serta meningkatnya cuaca secara ekstrem.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007