Kuala Lumpur (ANTARA News) - Malaysia memberitahu India agar tidak melakukan campur tangan dalam urusan dalam negerinya setelah New Delhi menyatakan kecemasannya atas perlakuan terhadap etnik India di negara yang berpenduduk mayoritas Muslim itu. Menlu Syed Hamid Albar mengatakan pemerintah akan mengurus warganya sesuai dengan hukum kami sendiri dan negara lain jangan melakukan campur tangan, kata surat kabar The Star, Sabtu seperti dikutip Reuters. Ahad lalu, lebih dari 10.000 warga etnik India Malaysia melakukan protes anti pemerintah terbesar masyarakat itu, yang dipicu kemarahan atas kebijakan yang menurut mereka menghambat memperoleh pekerjaan yang layak atau pendidikan untuk anak-anak mereka. Polisi menggunakan gas air mata dan meriam air membubarkan para pemrotes, banyak di antara mereka etnik Tamil yang berasal dari negara bagian India Tamil Nadu, yang menimbulkan sakit hati dan meminta para politikus Tamil agar New Delhi turun tangan. "Jika mereka melanggar undang-undang, adalah hak kami untuk menangani mereka sesuai dengan hukum Malaysia," kaya Syed Hamid yang dikutip suratkabar itu. India, Jumat mengatakan, pihaknya prihatin akan perlakuan terhadap etnik India di Malaysia dan telah membicarakan dengan Kuala Lumpur tentang tuduhan-tuduhan bahwa para pemrotes dari masyarakat itu mengganggu. "Pemerintah tetap sangat menginginkan kesejahteraan penduduk asal India yang tinggal di luar negeri," kata Menlu India Pranab Mukherjee di parlemen. Malaysia yang multi etnik membantah pernyataan-pernyataan bahwa pihaknya menganiaya warga etnik India, dan mengatakan mereka lebih baik kehidupannya ketimbang yang tinggal di India. Etnik India merupakan tujuh persen dari penduduk Malaysia yang berjumlah 26 juta jiwa itu. Sementara itu satu badan imigrasi swasta di Malaysia mengatakan sejumlah besar warga India Malaysia telah menanyakan tentang migrasi ke Australia setelah protes Ahad itu. "Pekan ini telepon tidak berhenti berbunyi," kata Louis Lovenstraud, direktur Global Migration Solutions Sdn Bhd, satu perusahaan yang khusus mengurus migrasi Australia dan visa-visa." (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007