Kupang (ANTARA News) - Kebijakan politik luar negeri Australia terhadap Timor Leste di bawah pemerintahan Perdana Menteri yang baru, Kevin Rudd, tidak akan berubah karena kepentingan utama Australia membangun hubungan baik dengan Timor Leste selalu dihubungkan dengan Timor Gap (Celah Timor). "Yang kita harapkan dari PM (Perdana Menteri) Australia yang baru adalah bagaimana membagi hasil minyak di Timor Gap yang lebih adil lagi kepada Timor Leste. Dan inilah yang harus diperjuangkan oleh rakyat Timor Leste," kata pemerhati masalah Timor Leste, Florencio Mario Vieira di Kupang, Sabtu. Alumnus John Heinz III School of Public Policy and Management Carnegie Mellon University AS mengemukakan hal itu ketika ditanya ANTARA News tentang kebijakan politik luar negeri Australia terhadap Timor Leste di bawah pemerintahan baru, PM Kevin Rudd. Ketika Rudd dari Partai Buruh (ALP) keluar sebagai pemenang dalam pemilu di Australia pekan lalu, mantan PM Timor Leste, Mari Alkatiri langsung menyampaikan ucapan selamat dan salam kepada politisi senior ALP lulusan Fakultas Studi-Studi Asia Universitas Nasional Australia (ANU) yang mahir berbahasa Mandarin itu. Mantan Presiden Timor Leste di wilayah bekas provinsi ke-27 Indonesia, Xanana Gusmau, juga akan mengundang Rudd, pria kelahiran Queensland 21 September 1957 ke Timor Leste. Menurut Vieira, ALP identik dengan aliran sosialis dan hampir mempunyai kesamaan dengan Frente Revolucionario Timor Leste Independente (Fretilin), partai pemenang pemilu di Timor Leste belum lama ini. "Tidak terlalu mengherankan jika Alkatiri dari Fretilin menyampaikan ucapan selamat dan salam hangat kepada politisi senior dari ALP, Kevin Rudd yang keluar sebagai pemenang dalam pemilu di Australia dan menjadi PM ke-26 di negeri Kanguru itu," katanya. Ia menambahkan, undangan PM Timor Leste, Xanana Gusmau kepada PM Rudd untuk berkunjung ke negaranya adalah sebuah hal yang biasa dan wajar sebagai sesama kepala pemerintahan. Hanya, Vieira melihat, undangan dari Xanana ini merupakan salah satu taktik politik untuk merangkul Rudd agar ia tidak terlalu condong ke Fretilin yang memiliki aliran sosialis dan mempunyai kesamaan dengan ALP. Ia mengatakan, mau tidak mau Timor Leste tetap menjaga hubungan baik dengan Australia karena persoalan Timor Gap yang merupakan satu-satunya sumber alam yang membuat wilayah bekas koloni Portugis itu bisa survive. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007