sejumlah media yang memaparkan penderitaan warga Palestina akibat serangan Israel ke Jalur Gaza kerap mendapat tekanan dari negara Barat.
Menurut Hidayat di Masjid Agung Al Azhar di Jakarta Selatan, Jumat, sejumlah media tersebut ditekan karena membeberkan secara jelas berbagai penderitaan yang diterima bangsa Palestina akibat invasi negara Zionis itu.
Ia mencontohkan, saat berkunjung ke negara Qatar beberapa waktu lalu, dirinya diberitahu bahwa media Al Jazeera kerap mendapat tekanan antara lain berupa protes dari berbagai pihak yang mengaku berasal dari sejumlah negara Barat.
Jumlah protes terhadap penayangan media Al Jazeera terhadap penayangan berita dari sisi Palestina itu secara total berasal dari puluhan negara.
Mengenai media di Indonesia, ia berharap agar unsur pers di Tanah Air dapat terus memberitakan akibat serangan Israel yang membabibuta tersebut secara benar dan apa adanya.
Hidayat juga mengemukakan, pemerintah Israel juga sempat menyatakan ketidaksenangannya terhadap pemberitaan media Indonesia yang menurut pihak
Israel berat sebelah dan sangat berpihak kepada Palestina.
Selain itu, ia menyatakan bahwa hakikat dari yang terjadi di Palestina saat ini adalah model neokolonialisme atau penjajahan gaya baru yang dilakukan negara Israel.
Bahkan, ujar dia, penjajahan tersebut juga bisa disebut sebagai sebuah "holocaust" bagi bangsa Palestina.
Pada awal November 2007, Ketua Ikatan Ulama Palestina Nawwaf Takruri pernah berkunjung ke Indonesia dan sempat berceramah di Masjid Agung Al Azhar.
Dalam ceramahnya, Nawwaf Takruri mengatakan, perjuangan rakyat Palestina bukanlah urusan rakyat Palestina atau orang Arab saja tetapi merupakan masalah umat Islam sedunia.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009
ttg pascareformasi, apakah ini sebuah \\\"kebebasan\\\", atw \\\"kebablasan\\\" dlm berdemokrasi?
ttg beramal, baik yg di papua, kalimantan, sumatra, sulawesi, jawa n dmnpun berada hrs qta bantu sebisa dan semampu kita, semuanya, tanpa kecuali, karena sesama manusia \\\'n ciptaan Tuhan.