Havana (ANTARA News) - Presiden Kuba Fidel Castro memperingatkan, Jumat, AS mungkin akan membunuh pengecam sengitnya, Presiden Venezuela Hugo Chavez, dan hal itu bisa mengguncang perekonomian dunia. "Pemerintah AS yang tidak bertanggung jawab tidak akan berhenti satu menit pun untuk berpikir bahwa membunuh kepala negara Venezuela, atau jika terjadi perang saudara di sana, mengingat cadangan minyaknya yang besar, akan membuat ekonomi global dunia meledak," tulis Castro dalam sebuah tajuk rencana di Granma, surat kabar Partai Komunis Kuba seperti dikutip AFP. Castro mengatakan, ketika ia bertemu dengan Chavez pada 21 November, ia memperingatkan sekutunya dari Venezuela itu agar "sangat serius" terhadap "risiko pembunuhan dirinya karena ia sering bepergian dengan kendaraan-kendaraan terbuka". Dalam referendum pada 2 Desember, presiden Venezuela yang telah berkuasa selama delapan tahun itu mengupayakan perubahan konstitusi dengan mengganti 69 pasal. Reformasi undang-undang itu akan menghapuskan ketentuan batas waktu jabatan presiden, sehingga membuka jalan bagi Chavez (53) untuk bisa dipilih kembali, dan memperpanjang mandat dari enam menjadi tujuh tahun. Pemerintah akan diizinkan melakukan sensor terhadap media jika terjadi keadaan darurat, dan mengambil alih bank sentral dan harta-benda atas nama "sosialisme ekonomi". Namun, para pengecam menyebut langkah itu sebagai menciptakan kediktatoran terpilih. Chavez, pengecam sengit AS yang menggambarkan dirinya sebagai seorang revolusioner sosialis, adalah teman pribadi dekat Castro, mentor politiknya. Ia juga meningkatkan hubungan Venezuela dengan Iran dan China. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007