“Indonesia sangat siap meningkatkan kerja sama untuk mengembangkan ekonomi Islam, mulai dari memajukan keuangan syariah, asuransi, dan industri perbankan, serta berinvestasi di industri halal,” kata Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir dalam Simposium untuk Meningkatkan Kemitraan Pendidikan Tinggi guna Mendukung Kerja Sama Ekonomi antara Indonesia, Timur Tengah, dan Negara-negara OKI di Jakarta, Kamis.
Bagi Indonesia, yang memiliki penduduk Muslim terbesar dunia, industri halal memegang peran penting.
Industri ini tidak terbatas hanya pada makanan dan minuman, tetapi juga keuangan, obat-obatan, kosmetik, serta perhotelan dan pariwisata.
Laporan The International Market Analysis Research and Consulting Group menunjukkan pasar makanan halal mencapai nilai 1,4 triliun dolar AS pada 2017, dan diproyeksikan meningkat hingga 2,6 triliun dolar AS pada 2023.
Karena itu, menurut Fachir, sangat penting bagi negara-negara Muslim untuk memanfaatkan peluang besar yang ditawarkan industri halal.
“Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan industri halal yang dibangun dari pasar domestiknya yang luas, agar bisa berkontribusi memenuhi permintaan 1,8 miliar masyarakat Muslim dunia,” tutur dia.
Indonesia juga berencana menyelenggarakan KTT Industri Halal Indonesia-Timur Tengah dan Negara-negara OKI pada 2020.
Baca juga: Indonesia ingin tingkatkan kerja sama pendidikan dengan OKI
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019