Padang, (ANTARA) - Kota Padang, Sumatera Barat dipilih sebagai proyek percontohan program Patriot-Net Project yang merupakan sistem peringatan dini bencana alam berbasis Internet of Things (IoT) yang dikembangkan Telkom University.

"Patriot-Net Project merupakan sistem peringatan dini bencana alam berbasis Internet of Things (IoT) yang dikembangkan oleh Research Center Advanced Wireless Technology (AdWiTech) Telkom University dan diimplementasikan pertama kali di Kota Padang," kata Wali Kota Padang Mahyeldi di Padang, Kamis.

Ia menyampaikan hal itu usai meresmikan Patriot-Net Project dari Telkom University dilanjutkan dengan presentasi mengenai Patriot-Net Project di Ruang Abu Bakar Ja’ar Balai Kota Padang dihadiri Kepala Dinas Kominfo Kota Padang Suardi dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang Edy Hasymi.
Menurut Wali Kota sebagai daerah rawan bencana, Pemerintah Kota Padang berupaya meningkatkan kewaspadaan salah satunya dengan menerapkan sistem peringatan dini bencana alam yang diharapkan dapat meminimalkan dampak buruk terjadinya bencana, terutama jumlah korban dan kerugian harta benda.

“Untuk itu, atas nama Pemerintah Kota Padang kami mengucapkan terima kasih kepada Telkom University atas penerapan Patriot-Net Project ini. Semoga apa yang dihasilkan dapat bermanfaat bagi warga Kota Padang dalam upaya mitigasi bencana," kata dia.

Sementara Wakil Rektor IV Telkom University Dr Rina Pudji Astuti mengatakan sebagai salah satu anak perusahaan Telkom, Telkom University selalu berinovasi salah satunya lewat Patriot-Net Project

Ia berharap kolaborasi dengan Pemkot Padang tidak berhenti sampai di proyek ini saja, tetapi juga untuk produk lainnya.
Sementara itu Direktur Research Center AdWiTech Telkom University Dr Khoirul Anwar menjelaskan Patriot-Net merupakan singkatan dari Prevention and Recovery Networks for Indonesia Natural Disaster based on Internet of Things.

“Jadi, Patriot-Net ini merupakan alat pencegahan dan pemulihan jaringan untuk bencana alam di Indonesia berbasis IoT, berupa sistem terintegrasi antar sensor-sensor dan aplikasi," ujar pria yang pernah menetap di Jepang selama 15 tahun itu.

Ia menyampaikan bencana tidak dapat dicegah namun kita dapat membuat monitoring dan sistem peringatan dini untuk mengurangi kerugian, kerusakan, yang diakibatkan bencana alam.

Khoirul menyampaikan Patriot-Net akan membantu masyarakat mendapatkan informasi peringatan dini bencana alam yang akan terjadi, tidak hanya gempa dan tsunami, tetapi juga bencana banjir dan tanah longsor.

Apapun jaringan (network) yang digunakan akan didukung oleh sistem ini, selagi telepon genggam masih memiliki daya, katanya.

Sebagai proyek yang menerapkan metode triple helix , Patriot-Net Project juga menggandeng PT Fusi Global Teknologi dari dunia industri.

Perwakilan PT Fusi Yan Syafri Hidayat mengatakan tata kerja yang akan dilalui berawal dari Early Warning System (EWS) masuk ke command center sebagai pusat data dan informasi atau langsung kepada masyarakat dalam bentuk notifikasi maupun informasi berupa sirine, melalui personal mobile aplikasi dan sms.

Pada forum yang juga menghadirkan para insan peduli bencana dan unsur kecamatan tersebut, Kepala BPBD Kota Padang Edy Hasymi mengutarakan mitigasi bencana saat ini sudah tidak cukup lagi dilakukan secara manual, tetapi juga harus didukung oleh teknologi yang canggih.

Baca juga: Padang perkuat pengembangan sekolah siaga bencana
Baca juga: Telkom genjot bisnis "IoT" lewat PINS
Baca juga: BNPB: Desa merupakan ujung tombak penanggulangan bencana

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019