Jakarta (ANTARA) - Data BPJS Ketenagakerjaan menyebutkan kasus kecelakaan kerja cenderung meningkat dari tahun ke tahun, di mana sepanjang tahun 2018 terjadi 157 ribu kasus kecelakaan kerja, 1,6 persen (4.678 kasus) berakibat pada kematian dan sekitar 3 persen (2.439 kasus) menimbulkan cacat.
Dirut BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto di seminar nasional terkait peringatan hari buruh internasional di Jakarta, Kamis, mengatakan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu kunci untuk mencapai 2030 Agenda for Sustainable Development Goals, terutama untuk pencapaian SDG 3 (Good Wealth and Well-Being) dan SDG 8 (Decent Work and Economic Growth).
Seminar dihadiri Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Krishna Syarif; dan sejumlah pejabat kementerian/lembaga lainnya dan sebagai pembicara anggota DJSN Ahmad Ansyori, Dirjend PNKJ Kemnaker Sugeng Priyanto, dan Praktisi K3, Hanifa M Denny dan para praktisi K3 lainnya.
Seminar diikuti 350 perwakilan perusahaan peserta BPJS Ketenagakerjaan berkategori tertib kepesertaan dan iuran serta perusahaan dengan angka kecelakaan kerja yang sedang dan tinggi. Peserta lain dari kegiatan ini berasal dari unsur pengusaha dalam hal ini anggota APINDO, Serikat Pekerja dan masyarakat umum.
Tingginya angka kecelakaan kerja itu, ujar Agus, sangat memprihatinkan sehingga pihaknya berusaha menurunkannya dengan kegiatan promotif preventif, salah satunya dengan seminar nasional dalam penerapan K3 hari ini.
Selain itu kegiatan seminar juga sebagai implementasi Vision Zero yang didukung oleh ASSA sebagai transformational approach untuk pencegahan yang mengintegrasikan safety, health dan well-being.
Kegiatan seminar nasional ini merupakan salah satu dari empat kegiatan promotif preventif BPJS Ketenagakerjaan yaitu, kampanye penggunaan helm bagi pekerja, latihan berkendaraan aman, bantuan poster promosi keselamatan kerja.
Tujuan dan sasaran kegiatan ini sebagai perwujudan dukungan dan keterlibatan negara melalui BPJS Ketenagakerjaan dalam menciptakan budaya K3, meningkatkan kesadaran secara mandiri dari diri pekerja akan pentingnya K3 di lingkungan kerja dan memperkuat sinergi serta hubungan yang harmonis.
Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Krishna Syarif menyampaikan pada 2019 kegiatan promotif preventif dilaksanakan berdasarkan survei yang dilakukan kepada peserta/personalia/HRD perusahaan di Indonesia, khusus bantuan helm pelindung dan latihan mengendara aman yang didasarkan pada angka kecelakaan.
Kecelakaan lalu lintas merupakan kedua terbanyak atau 23 persen (36.621 kasus) dari total kecelakaan kerja di tahun 2018 yang sebanyak 157.313.
Kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kecacatan hingga kematian, serta biaya pengobatan dan perawatan tertinggi dibanding kejadian kecelakaan kerja untuk kasus yang lain.
"Melalui seminar ini kami berharap para pekerja lebih peduli terhadap pentingnya alat pelindung diri mulai dari pada saat menuju tempat kerja, lokasi kerja hingga kembali dari tempat kerja," ujar Krishna.
Kecelakaan kerja merupakan bagian yang ditanggung BPJS Ketenagakerjaan bagi pekerja yang menjadi peserta program Jaminan Kecelakaan Kerja.
Baca juga: Risiko kecelakaan kerja tinggi, Pemprov Kalbar berupaya meminimalkan
Baca juga: Menaker minta bidang infrastruktur hindari risiko kecelakaan kerja
Baca juga: Menaker perkirakaan kecelakaan kerja menurun pada era Industri 4.0
Pewarta: Erafzon Saptiyulda AS
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019