Bandarlampung (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung mengakui pelaksanaan Pemilu Serentak 2019 adalah yang terberat sehingga sampai menimbulkan banyak korban jiwa.
"Untuk di Bandarlampung terdapat empat orang meninggal dunia, dan 20 orang petugas yang sakit," kata Ketua KPU Kota Bandarlampung Fauzi Heri, pada rapat pleno rekapitulasi suara hasil Pemilu 2019, di Bandarlampung, Kamis.
Ia mengatakan bagi anggota PPK/PPS yang meninggal akan mendapatkan santunan dari KPU RI berupa uang dengan jumlah kurang lebih Rp36 juta.
"Data-datanya sudah kami kirimkan ke KPU Provinsi Lampung, dan kapan pencairan kami belum tahu kapan," kata dia lagi.
Wali Kota Bandarlampung Herman HN yang hadir pada pembukaan rapat pleno tersebut menyatakan Pemkot Bandarlampung juga bermaksud memberikan santunan kepada petugas PPK/PPS yang meninggal.
"Kami akan beri bantuan kepada mereka, tapi tidak sekarang. Insya Allah besok kami panggil keluarganya," kata Herman HN.
Dia berharap agar pelaksanaan rapat pleno rekapitulasi suara hari ini dapat berjalan dengan lancar, karena sudah diteliti dari tingkat bawah dan juga disaksikan oleh para utusan partai dan caleg masing-masing.
"Saya yakin pleno di Bandarlampung ini akan berjalan dengan aman dan baik," katanya lagi.
Pada pembukaan rapat pleno rekapitulasi suara tingkat kabupaten/kota di Kantor KPU Bandarlampung tersebut, selain dihadiri Wali Kota Herman HN, juga hadir Sekdakot Badri Tamam, Ketua Bawaslu Candrawansah, Kapolresta Bandarlampung Kombes Wirdo Nefisco, Dandim 0410 Letkol Arm Wahyu Jatmiko, para saksi dari partai, dan PPK dari 20 kecamatan.
Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019