Jakarta (ANTARA News) - PT Bank NISP Tbk memperkirakan akan bisa menjadi Bank Nasional pada 2012, karena melihat berbagai faktor penghambat akan dapat diatasi dengan baik. Presiden Direktur PT Bank NISP Tbk, Pramukti, usai paparan publik dan penyerahan award dari Asian Banking & Finance Retail Banking 2007 di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa NISP semula menargetkan menjadi bank nasional pada 2010 namun masih menunggu kejelasan dari Bank Indonesia (BI). Untuk menjadi Bank Nasional, NISP harus memiliki modal sebesar Rp10 triliun. Untuk itu, perseroan akan meningkatkan usaha di organik dan unorganik serta melakukan "right issue" (penawaran saham) di pasar modal. "Kami siap untuk menjadi Bank Nasional, namun apabila kondisi cukup kondusif. Apabila modal sudah cukup, tapi kondisi tidak memungkinkan maka NISP akan memperpanjang waktu menjadi Bank Nasional pada 2012," katanya. Untuk mendukung persiapan menjadi bank nasional, sepanjang tahun pihaknya telah mendirikan kantor cabang di Indonesia sebanyak 170 kantor dan pada akhir tahun diperkirakan bisa mencapai 350 kantor cabang. Namun, untuk tahun depan diperkirakan hanya 20 kantor cabang yang akan dibangun, karena sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan sektor konsumen merupakan pasar yang sangat menjanjikan, ujarnya. Sekitar 75 persen penyaluran kredit bank tersebut ke dua sektor tersebut dan memberikan sindikasi pinjaman dana kepada perusahaan lain lebih dari Rp1 triliun terutama pada sektor transportasi dan elektronik. Dikatakan, target kredit perseroan pada 2008 naik 25 persen atau antara Rp5 sampai Rp7 triliun, dimana pada 2007 telah menyalurkan kredit sebesar Rp21 triliun. Pihaknya optimis peningkatan penyaluran kredit itu dapat diserap masyarakat terutama dari UKM dan konsumen yang didukung pula oleh KPR dan KPM. Ia juga mengatakan bahwa sektor pertambangan seperti emas, perak dan silver merupakan pasar yang sangat menjanjikan, didukung pula komoditi primer yang saat ini harganya terus meningkat. Oleh karena itu, sektor perbankan dinilai bisa tumbuh lebih baik, apalagi perbankan saat ini giat melakukan sindikasi sektor infrastruktur yang dalam beberapa tahun kedepan akan terlihat hasilnya, katanya. Sementara itu, Editor In-Chief Majalah Asian Banking and Finance, Tim Charlton, mengatakan bahwa NISP pantas mendapat gelar tersebut. Tidak hanya kualitasnya secara keseluruhan, tapi juga karena ekspansi jaringan yang semakin luas. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007