Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Djoko Santoso, untuk menyiapkan diri menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) sebagai Panglima TNI pada 3 Desember 2007 di DPR. "Beliau telah menunjuk Kasad sebagai calon tunggal Panglima TNI, dan berpesan mempersiapkan diri untuk menjalani `fit and proper test`," kata Panglima TNI, Marsekal TNI Djoko Suyanto, usai menghadap Presiden Yudhoyono bersama Kasad, Jenderal TNI Djoko Santoso, di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat. Presiden juga berpesan, agar Panglima TNI dan Kasad tetap menjalankan tugas dan kewajibannya sebelum serah terima jabatan (sertijab) dilaksanakan. "Kepala Negara menekankan, tidak boleh mengendor semangat, tidak boleh berbuat hal yang tidak-tidak, dan seluruh tugas dilaksanakan sesuai tanggungjawab yang disandang masing-masing yang sekarang," kata Panglima TNI. Pada pertemuan mendadak sekitar satu jam itu, Presiden tidak mendikte hal apa saja yang harus dilakukan calon Panglima TNI. "Saya kira Kasad mengerti apa yang harus dikerjakan, beliau juga bisa belajar dan mempelajari hal yang ditanyakan DPR seputar pertanyaan profesionalisme, visi dan misi, seperti yang pernah dihadapi Pak Tarto dan saya," ujarnya. Pak Tarto yang dimaksud Djoko Suyanto adalah Jenderal (Purn) E. Sutarto, mantan Panglima TNI yang digantikannya. Terkait penunjukan Djoko Santoso sebagai Panglima TNI, Djoko Suyanto mengatakan, hal itu merupakan hak prerogatif presiden. "Dasarnya dari ketiga kepala staf angkatan yang ada, yang memenuhi syarat adalah beliau, karena kasau akan pensiun Februari dan kasal bulan Juni. Jadi, tidak mungkin Panglima TNI hanya bertugas satu bulan," katanya. Namun, hal penting yang menjadi pertimbangan utama presiden bagi calon panglima TNI adalah kapabilias, latar belakang dan kepangkatan. Berkenaan dengan ditunjuknya Jenderal TNI Djoko Santoso menjadi calon Panglima TNI menggantikan Marsekal TNI Djoko Suyanto yang akan memasuki purna tugas, kini ada enam calon perwira tinggi TNI Angkatan Darat yang berpeluang menjadi Kasad. Keenam perwira tinggi itu, antara lain Wakil Kasad (Wakasad), Letjen TNI Kornel Simbolon (Akademi Militer Angkatan 1973), Komandan Pendidikan dan Latihan TNI AD (Kodiklatad), Letjen TNI Bambang Darmono (1974), Sekretaris Menko Polhukam, Letjen TNI Agustadi Sasongko Purnomo (1974). Kemudian, Sesjen Departemen Pertahanan (Dephan), Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Letjen TNI Erwin Sudjono (1975), dan Panglima Kostrad, Letjen TNI George Toisutta yang lulusan Akademi Militer 1975. "Ada enam calon, sekarang tergantung keputusan presiden," kata Djoko Santoso. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengusulkan Jenderal TNI Djoko Santoso untuk dimintakan persetujuan ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), agar diangkat menjadi Panglima TNI untuk menggantikan Marsekal TNI Joko Suyanto. Penunjukan itu berdasarkan Surat bernomor R65/Pres/XI/2007 dan langsung diberikan kepada DPR Senin (26/11), untuk mendapat persetujuan dari parlemen. Presiden dalam surat itu juga menyebutkan, persetujuan DPR dibutuhkan sesuai dengan pasal 17 ayat 1 UU nomor 3 Tahun 2002 junto pasal 13 ayat 2 UU 34/Tahun 2004. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007