Kabul (ANTARA News) - Pasukan Afghanistan dan koalisi membunuh 30 gerilyawan Taliban dan menangkap 12 orang, termasuk tiga komandan lokal mereka, dalam sebuah operasi di provinsi Kandahar, Afghanistan selatan, pada Rabu malam, kata polisi, Kamis. "Agen-agen intelijen nasional dan pasukan koalisi melakukan operasi di distrik Zherai kemarin malam berdasarkan atas informasi yang kami terima mengenai keberadaan Taliban di desa Mullahkhail," kata kepala kepolisian provinsi itu Jendral Sayed Agha Saqib kepada DPA. "Dalam operasi ini 30 Taliban tewas dan 12 orang lagi yang mencakup tiga komandan mereka ditangkap," kata Saqib, dengan menambahkan bahwa lima dari gerilyawan Taliban yang ditangkap itu cedera selama operasi tersebut. Ia menyatakan bahwa karena pertempuran itu dimulai oleh pasukan gabungan tersebut, tidak ada korban di pihak mereka. Penjelasan Saqib itu tidak bisa dikonfirmasi secara independen karena terpencilnya daerah itu, dan jurubicara koalisi tidak bisa dihubungi untuk diminta komentarnya. Dalam insiden terpisah, gerilyawan yang setia pada rejim terguling Taliban membakar empat truk logistik pasukan koalisi di provinsi Ghazni pada Kamis, kata Mohammad Zaman, seorang pejabat kepolisian. Zaman mengatakan, seorang penjaga keamanan yang mengawal konvoi itu juga tewas dalam tembak-menembak dan gerilyawan melarikan diri dari daerah di jalan raya Kabul-Kandahar itu setelah membakar truk-truk tersebut. Kelompok gerilya itu membakar puluhan truk yang mengangkut barang untuk pasukan pasukan internasional di Afghanistan tahun ini. Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001. Serangan-serangan yang dipimpin Taliban meningkat, menewaskan lebih dari 6.000 orang, sebagian besar gerilyawan, sepanjang tahun ini. Peningkatan jumlah korban akibat kekerasan yang dilakukan Taliban di Afghanistan telah membuat sejumlah negara berencana melakukan pengurangan atau penarikan pasukan yang tergabung dalam ISAF pimpinan NATO yang saat ini mencakup 37.000 prajurit dari 37 negara, demikian DPA.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007