Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Muhammad Dimyati mendorong agar para buruh meningkatkan kompetensi profesionalisme dalam memperingati Hari Buruh.
"Buruh di Indonesia harus ditingkatkan keterampilan profesionalismenya agar meningkat dan masa depannya lebih baik," ujar Dimyati kepada Antara, Jakarta, Rabu.
Dia menuturkan dana abadi riset baru tahun pertama sebesar Rp990 miliar, yang nantinya bisa diakses oleh siapa pun.
Dana tersebut juga hendaknya digunakan terutama peneliti untuk melakukan penelitian di Indonesia untuk berbagai bidang termasuk terkait masalah buruh.
Hasil penelitian juga dapat mendorong kesejahteraan buruh dan pembangunan kapasitasnya.
Sebelumnya, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan dana abadi riset tersebut harus digunakan sebaik-baiknya oleh anak-anak bangsa untuk melakukan berbagai penelitian untuk meningkatkan pembangunan bangsa dan sumber daya manusia Indonesia.
Dia mendorong agar dana abadi riset tersebut ditingkatkan ke depan karena hasil riset akan melahirkan berbagai inovasi dan terobosan baru untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Dia juga berpesan agar tenaga kerja Indonesia semakin terampil sehingga mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan kehidupan yang lebih sejahtera.
Demikian pula Presiden Joko Widodo berpesan kepada masyarakat dalam memperingati Hari Buruh Internasional untuk bekerja keras secara profesional.
"Dengan kerja keras, terampil dan produktif, kita harus memastikan bahwa hidup kita hari ini lebih baik dari hari kemarin. Dan, hari esok lebih baik dari hari ini," demikian Presiden dalam cuitannya di media sosial Twitter @jokowi, dikutip Antara di Jakarta, Rabu.
Jokowi menjelaskan dirinya bersama seluruh rakyat Indonesia turut bergembira memperingati Hari Buruh Internasional.
Baca juga: Presiden ajak masyarakat rayakan Hari Buruh dengan kegembiraan
Baca juga: Serikat pekerja usulkan tim bersama revisi PP 78/2015 kepada Presiden
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019