Meulaboh, Aceh (ANTARA) - "Kupi Khop" dari Aceh Barat memiliki keunikan dalam hal penyajian. Kopi khas Aceh ini disajikan dengan gelas terbalik, oleh sebab itu Pemerintah Aceh berencana mengusulkan "Kupi Khop" menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb).
"Karena ini adalah salah satu produk unggulan yang memiliki nilai jual dan kekhasan dengan histori Aceh Barat. Kupi Khop lahir dari bahasa sejarah Teuku Umar yang merupakan pahlawan nasional berdarah Aceh," kata Kepala Bidang Bahasa dan Seni Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Suburhan, S.H di Meulaboh, Selasa (30/4).
Istilah "Kupi Khop" muncul dari kata - kata terakhir Teuku Umar sebelum tewas tertembak saat berperang dengan Belanda, pahlawan berdarah Aceh itu memberi isyarat minum kopi bersama sebelum dia berangkat berperang.
"Saat ini Kupi Khop ini sudah tidak asing ditemukan, terutama di kabupaten/ kota di Aceh, tapi warga kita masih bertanya - tanya dari mana asalnya dan apa filosopi sehingga ada kopi yang disajikan dengan gelas terbalik seperti itu," kata Suburhan.
alasan disajikan terbalik
Filosopi penyajian "Kopi Khop" dengan gelas terbalik merupakan kebiasaan masyarakat Aceh yang berlama - lama saat minum kopi, apabila disajikan dengan gelas terbalik maka akan tertutup, aman dari polusi dan menjaga kadar asam pada minuman kopi.
Berbeda dengan kopi yang disajikan dengan gelas terbuka, kadar asam pada minuman kopi tersebut akan tinggi seiring lamanya disimpan atau dingin tidak diminum, kondisi ini juga tidak baik bagi kesehatan warga sebagai pecandu kopi alam.
"Sudah ada penelitiannya juga, bahwa penyajian kopi gelas terbalik dengan terbuka, itu lebih bagus yang ditutup. Kita akan mengusulkan apa pun warisan budaya masyarakat, asalkan daerahnya, masyarakatnya mau terbuka," kata Suburhan.
Baca juga: Jangan konsumsi teh dan kopi saat sahur
Baca juga: Dokter: Ibu hamil boleh minum kopi, tetapi jangan berlebihan
Baca juga: Kedai kopi "booming", petani tiarap
Pewarta: Anwar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019