Seoul (ANTARA News) - Menteri pertahanan Korea Selatan (Korsel dan Korea Utara (Korut) pada Kamis gagal mencapai persetujuan mengenai daerah penangkapan ikan bersama yang bertujuan untuk mencegah bentrokan di sepanjang perbatasan laut mereka yang disengketakan. Kedua pihak tidak dapat menjembatani perbedaan menyangkut di mana daerah itu seharusnya terletak, pada hari ketiga dan terakhir dari serangkaian perundingan di Pyongyang, demikian menurut laporan-laporan media dari ibukota Korut itu. Tujuan utama Korsel dalam perundingan menteri-menteri pertahanan pertama dalam tujuh tahun telah mencapai persetujuan mengenai pembagian zona penangkapan ikan. Angkatan laut kedua negara terlibat baku tembak berdarah di daerah itu tahun 1999 dan 2002. Para pemimpin kedua negara, dalam Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) bersejarah bulan lalu , mengusulkan pembentukan daerah penangkapan ikan sebagai bagian dari satu "zona damai" yang lebih luas di Laut Kuning. Tetapi, argumen-argumen menyangkut perbatasan itu yang dikenal sebagai Garis Perbatasan Utara (NLL) menghambat tercapainya perjanjian pekan ini, persis seperti yang terjadi dalam pertemuan serupa sebelumnya tahun 2000. Korut menginginkan daerah penangkapan ikan diberlakukan di selatan perbatasan itu, yang ia tolak akui. Korsel mengatakan daerah itu harus terbentang di garis yang ditetapkan secara sepihak oleh pasukan PBB setelah perang 1950-1953. Akan tetapi, kedua pihak sepakat untuk mengusahakan jaminan-jaminan keamanan bagi proyek-proyek ekonomi antar Korea. Seperti jaminan diperlukan bagi keamanan bagi dimulainya operasi kereta api barang lintas perbatasan yang menurut rencana dilakukan 11 Desember untuk pertama kali dalam lebih dari setengah abad. Korut dan Korsel juga sepakat untuk menyelenggarakan perundingan tingkat menteri pertahanan mendatang tahun depan dan akan membentuk satu komite militer gabungan untuk mencari jalan meredakan ketegangan-ketegangan. Komite itu akan dipimpin wakil-wakil menteri pertahanan. KTT Oktober menyetujui sejumlah proyek perdamaian dan rekonsiliasi antara kedua negara, yang secara teknis tetap dalam perang karena konflik tahun 1950-1953 mereka hanya diakhiri dengan gencatan senjata. Dalam perundingan-perundingan tindak lanjut awal bulan ini perdana menteri kedua negara sepakat untuk mulai penetapan daerah penangkapan ikan dalam pertengahan pertama tahun depan. "Zona damai" yang lebih luas akan meliputi satu zona ekonomi bersama yang diusulkan yaitu sekitar Haeju, satu pangkalan angkatan laut penting dan pelabuhan di Korut. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007