Kami menghasilkan arus kas operasi sebesar 11,2 miliar dolar AS pada kuartal Maret dan terus melakukan investasi yang signifikan di semua bidang...
San Francisco (ANTARA) - Apple Inc mengatakan pada Selasa (30/4/2019) bahwa perusahaan telah menghasilkan pendapatan sebesar 58 miliar dolar AS untuk kuartal kedua tahun fiskal 2019, turun 5,0 persen dari kuartal sama tahun lalu, tetapi pendapatannya mengalahkan ekspektasi pasar sekitar 57,4 miliar dolar AS.
Dalam laporan hasil keuangannya untuk kuartal kedua fiskal yang berakhir pada 30 Maret 2019, perusahaan mengatakan laba kuartalan per saham dilusian turun 10 persen menjadi 2,46 dolar AS, dan penjualan internasionalnya mencapai 61 persen dari pendapatan kuartal.
"Kami menghasilkan arus kas operasi sebesar 11,2 miliar dolar AS pada kuartal Maret dan terus melakukan investasi yang signifikan di semua bidang bisnis kami," kata Chief Financial Officer Apple Luca Maestri.
CEO Apple Tim Cook mengatakan perusahaan telah menetapkan rekor kuartalan baru sebagai pendapatan dari jasa-jasa, termasuk Apple Music, App Store, dan bisnis lainnya, mencapai 11,5 miliar dolar AS untuk kuartal kedua 2019.
"Hasil kuartal Maret kami menunjukan kekuatan berkelanjutan dari basis terpasang kami lebih dari 1,4 miliar perangkat aktif, karena kami menetapkan rekor sepanjang masa untuk jasa-jasa, serta momentum kuat dari kategori Wearables, Home and Accessories, yang menetapkan rekor baru kuartal Maret," katanya.
Baca juga: Wall Street bervariasi, saham Alphabet jatuh akibat Google melambat
Apple mengatakan telah menghabiskan 27 miliar dolar AS untuk pembelian kembali saham dan dividen selama kuartal kedua, dan akan menyisihkan 75 miliar dolar AS untuk pembelian kembali saham.
Apple tidak lagi memberikan angka penjualan unit khusus untuk iPhone, iPad, dan perangkat Mac dalam laporan keuangannya, seperti yang diumumkan tahun lalu.
Perusahaan yang berbasis di Cupertino, California ini memperkirakan pendapatannya akan mencapai antara 52,5 miliar dolar AS hingga 54,5 miliar dolar AS untuk kuartal ketiga fiskal tahun ini, dengan biaya operasional berada di antara 8,7 miliar dolar AS hingga 8,8 miliar dolar AS. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.
Baca juga: Bursa saham Inggris merosot, Indeks FTSE 100 ditutup turun 22,44 poin
Baca juga: Dolar AS melemah terdesak kenaikan kurs euro
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019