Presiden: Jangan Rendahkan Potensi Kerajinan Tangan
Kamis, 29 November 2007 17:08 WIB
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan berbagai pihak tidak merendahkan kontribusi potensi ekonomi dari kerajinan tangan dalam perekonomian nasional dan program penciptaan lapangan kerja.
Hal itu disampaikan presiden saat membuka pameran perhiasan dan promosi wisata di Museum Nasional Jakarta, Kamis. Presiden didampingi oleh Ibu Ani Yudhoyono dan Ibu Mufidah Kalla.
Menurut Presiden, pada tahun 2006 produk kerajinan tangan telah tumbuh sebesar tujuh persen atau mencapai 4,61 miliar dolar AS, sementara pada tahun 2002 hanya sekitar 3,57 miliar dolar AS.
"Kerajinan mutu manikam (batu perhiasan) tumbuh 15 persen. Ini adalah tren yang baik, kontribusi dari ekonomi kreatif terhadap ekonomi nasional," kata Presiden.
Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dari kerajinan tangan ini, Presiden meminta agar pasar penjualan batu perhiasan ini terus ditingkatkan dengan mencari informasi pasar yang lebih luas di dalam dan luar negeri. Sehingga dengan permintaan yang besar, maka produksi batu perhiasan bisa terus didorong.
Presiden juga menyarankan agar para perajin terus meningkatkan modalnya dengan menggandeng para pengusaha besar ataupun melakukan kemitraan dengan perbankan melalui kredit untuk UMKM, dan digunakan untuk memperbaiki teknologi produksi sehingga kualitas semakin baik.
Kreativitas produksi batu perhiasan juga diharapkan dapat ditingkatkan agar daya saing produksi batu perhiasan Indonesia tidak kalah dengan barang yang sama dari negara lain.
"Kerajinan dan perhiasan kita mutunya semakin baik, desain dan karyanya tidak kalah dengan produk negara lain. Ini yang antara lain membuat saya rajin membuka pameran-pameran seperti ini," katanya.
Mengenai hak cipta, Presiden mengharapkan para produsen dan perajin kerajinan tangan dan perhiasan batu untuk tidak malu dan ragu untuk membuat `branding` atau merek dari hasil karyanya sehingga bisa diakui oleh negara-negara lain.
"Jangan malu-malu membuat `branding` buatan Indonesia. Jangan setelah ada pihak-pihak lain yang mengakui produk itu, kita bingung dan ribut. Hasil karya kita ini harus dilindungi agar para perajin kita mendapat keadilan," katanya.
Pada akhir sambutannya, Presiden meminta agar keuntungan dari produksi kerajinan batu perhiasan ini juga mengalir kepada para perajinnya sehingga tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat bisa tercapai. (*)