Jakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar), Akbar Tandjung, mengatakan bahwa tidak ada usaha-usaha dirinya melakukan pendekatan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait hasil survei yang memasang dirinya dengan Presiden Yudhoyono.
"Itu survei yang sewaktu-waktu bisa berubah hingga Pemilu. Karena itu, saya masih bersikap `wait and see`," kata Akbar Tandjung, di sela-sela akad nikah putra Rachmawati Soekarnoputri, di Balai Sidang Jakarta, Kamis.
Hasil survei Lembaga Kajian dan Survei Nusantara (Laksnu) beberapa pekan lalu, Akbar Tandjung terpilih masuk dalam jajaran calon presiden Indonesia pada Pemilu 2009, selain Presiden Yudhoyono, Megawati Soekarnoputri, Abdurrahman Wahid, Wiranto, Jusuf Kalla, Amien Rais, Hidayat Nurwahid, Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Hasil survei juga menunjukkan pasangan calon presiden dan wakil presiden pilihan yang mendapat dukungan terbanyak yaitu pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Akbar Tandjung sebesar 33,7 persen, mengungguli pasangan Megawati-Dien Syamsuddin yang direspon 31,8 persen.
"Itu survei yang enam bulan ke depan bisa saja ada perubahan-perubahan," katanya.
Namun Akbar mengatakan, survei yang memasang dirinya dengan Presiden SBY sempat mendapat perhatian dari orang-orang terdekatnya.
"Memang ada yang mengucapkan selamat atas jajak pendapat itu, tapi itu kan masih berubah. Partai lain juga belum ada yang membicarakannya dengan saya," katanya.
Akbar mengatakan, dirinya kini fokus pada Partai Golkar yang pada Rapimnas III 2007 memutuskan bahwa penjaringan calon presiden (capres) tidak lagi menggunakan sistem konvensi, tetapi melalui survei.
"Saya harapkan (penjaringan capres) bisa dilakukan dengan konvensi. Kalau konvensi, insya Allah saya akan ikut," katanya.
Kalaupun melalui survei, lanjut Akbar, dirinya akan melihat dulu bagaimana metodologinya, siapa-siapa yang disurvei, dan kemudian bagaimana seleksi orang-orang yang disurvei.
"Setelah itu, saya akan menentukan langkah-langkah berikutnya yang saya harus lakukan," katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007