Jakarta, (ANTARA News) - Pemerintah berpeluang besar menyetujui usulan
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk menurunkan harga BBM bersubsidi
jenis premiun dan solar sebesar Rp500 per liter.
"Saya tidak berwenang mengumumkan tapi kalau dari body language-nya (bahasa tubuhnya) sih (pemerintah) sepertinya setuju," kata Ketua Umum Kadin MS Hidayat di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat, seusai rapat terbatas dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurut Hidayat, apabila usulan Kadin tersebut disetujui maka tarif angkutan umum dan harga sejumlah bahan pangan pokok dimungkinkan dapat turun sekitar 10 persen.
"Akan ada rapat untuk membahas atau mengumumkan (keputusan penurunan harga BBM bersubsidi) pada 12 Desember dan berlaku efektif pada 15 Desember," katanya.
Dengan adanya usulan penurunan harga BBM bersubsidi itu maka harga premiun diperkirakan menjadi Rp4.500 per liter sedangkan solar Rp4.300 per liter.
Selain mengusulkan mengenai penurunan harga BBM bersubsidi, Kadin juga meminta agar stimulus ekonomi diberikan pada PLN dalam bentuk subsidi sehingga PLN dapat menurunkan tarif listrik industri.
"Usulan yang lain adalah pelarangan transaksi menggunakan mata uang dolar AS di dalam negeri misal di pelabuhan,... dapat dimulai dari BUMN-BUMN," katanya.
Hidayat menilai dengan situasi perekonomian saat ini hal tersebut mungkin dilakukan.
Sebelumnya pada 1 Desember 2008, pemerintah telah menurunkan harga BBM
bersubsidi merujuk pada turunnya harga minyak dunia hingga dibawah 50 dolar
AS per barel.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009