Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Tim kesehatan relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyatakan korban banjir di Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, mulai menderita berbagai penyakit antara lain seperti gatal-gatal, batuk dan demam, serta hipertensi.
"Saat survei ke tenda-tenda pengungsian, anak-anak, dan orang tua mulai menderita penyakit gatal-gatal," ucap salah seorang tim kesehatan/media relawan ACT, Jihan Pratiwi, di Desa Bangga, Selasa.
Anak-anak terdampak bencana banjir, sebut Jihan Pratiwi, juga mulai menderita batuk-batuk dan demam. Sementara orang tua yakni bapak-bapak dan ibu-ibu di tenda pengungsian mulai menderita penyakit gatal-gatal. Kemudian, ada juga orang-orang tua yang mulai hipertensi, karena beban fikiran, dikarenakan tertimpa bencana banjir.
"Banyak fikiran dan tekanan darah sudah mulai naik. Untuk ibu-ibunya banyak butuh obat salep untuk penyakit gatal-gatal," sebut Jihan.
Pihak ACT menyebut, berdasarkan survei, warga menderita penyakit gatal-gatal dikarenakan mandi di sungai yang airnya kotor. Kemudian, mengonsumsi mi instan, telur dan ikan asin.
"Mereka mandi di sungai karena tidak ada air bersih, tidak ada penampungan air. Mereka juga mengonsumsi mi instan dan telur serta ikan asing, tadi keluhan ibu-ibunya seperti itu," ujar Jihan.
Sementara warga menderita batuk karena dipengaruhi oleh cuaca yang tidak menentu. Tim Kesehatan ACT telah memeriksa 20 warga. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mayoritas anak-anak korban banjir menderita penyakit batuk dan demam." Untuk orang tua yang mengalami hipertensi sekitar 5 - 6 orang, dan gatal-gatal. Orang tua mayoritas gatal-gatal," sebut Jihan.
Tim Kesehatan ACT melakukan pelayanan kesehatan di lokasi terdampak bencana secara mobile. Jihan Pratiwi mengakui bahwa, ACT menurunkan dokter, dan bidan. Namun, telah menurunkan perawat dan menyediakan stock obat-obatan.
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019