Bandarlampung (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Lampung mendata sampai saat ini petugas penyelenggara Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 di daerah tersebut yang meninggal dunia sebanyak lima belas orang.
"Hari ini satu Linmas atas nama Nani (55) warga Pesawaran meninggal dunia. Jumlah keseluruhan saat ini mencapai 15 orang," kata Ketua KPU Lampung, Nanang Trenggono di Bandarlampung, Selasa.
Nanang merincikan lima belas orang penyelenggara Pemilu lainnya yang meninggal dunia di antaranya sepuluh petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), satu petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), dan empat petugas Linmas.
Sepuluh petugas KPPS itu yakni Juni Winarta, Bambang Wijayanto, Sukarman, Yulita KPPS Bandarlampung, Ikhwanudin Yuda Putra, Laurentinus Sutopo KPPS Pesawaran, Nurhadi KPPS Mesuji, Irfan Halmi KPPS Tanggamus, Bakri Ismail KPPS Metro, dan Tauhid KPPS Lampung Utara.
"Empat petugas Linmas dan satu petugas PPK yakni Paidi Linmas Waykanan, Ahmad Yani Linmas Lampung Utara, Aminin dan Nani Linmas Pesawaran. Kemudian satu petugas PPK Mahmud Ridwan," kata Nanang.
Para penyelenggara Pemilu meninggal dunia tidak hanya sakit karena kelelahan, namun ada beberapa petugas penyelenggara Pemilu meninggal dunia disebabkan penyakit yang dideritanya seperti jatuh dari kamar mandi, angin duduk, serangan jantung, kanker otak, hingga sesak nafas.
"Mereka ada yang meninggal dunia di rumah hingga di rumah sakit. Bahkan ada yang meninggal dunia saat mengawal Pemilu Pilpres dan meninggal dunia setelah rapat perhitungan suara," kata Ketua KPU Lampung itu.
Selain lima belas petugas yang telah meninggal dunia, ada beberapa petugas KPPS, PPK, dan PPS pernah menjalani perawatan di puskesmas hingga rumah sakit karena kelelahan, bahkan menjadi korban pembegalan.
Mereka yakni Nisfi Laili, Niken, Syamsul Rifa'i, Joko Supriyadi, dan Nurwani. Untuk petugas yang masuk rumah sakit karena kecelakaan hingga menjadi korban pembegalan di Kabupaten Way Kanan mengalami luka-luka seperti bagian lutut bergeser, jari retak, patah kaki, hingga luka robek di bagian keningnya.
Pewarta: Triono Subagyo dan Damiri
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019