Madiun (ANTARA News) - Jalur jalan Madiun-Surabaya, tepatnya di Km 163-165, lumpuh selama dua jam akibat tumbangnya ratusan pohon kanan kiri jalan itu saat hujan deras disertai angin kencang (puting beliung) mengguyur Kecamatan Balerejo dan Madiun, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Rabu petang.
Selain ratusan pohon di pinggir jalan yang tumbang, puluhan rumah penduduk di Desa Tiron, Desa Nglames dan di Desa Jeruk Gulung, Kecamatan Balerejo juga banyak yang gentingya rusak diterjang angin puting beliung.
Akibat pohon tumbang, ratusan kendaraan roda dua maupun empat yang kebetulan melintas dari arah Surabaya maupun Madiun terjebak pohon-pohon besar yang melintang di tengah jalan.
Melihat kondisi itu, kendaraan lain langsung menepi menyelamatkan diri dari amukan angin puting beliung serta menghindari terjadinya pohon roboh berikutnya.
Salah seorang pengendara mobil warga Mojokerto, Sartono (35), mengaku sempat terjebak saat banyak pohon-pohon di jalan yang tumbang terkena angin puting beliung.
"Tadi saya sempat terjebak karena banyak pohon yang tumbang. Akhirnya saya terpaksa memarkir kendaraan saya di jalan hampir dua jam," katanya.
Sementara itu, Kapolsek Belerejo, AKP Subiakto mengatakan peristiwa bencana alam angin puting beliung yang menerjang ratusan pohon dan rumah penduduk mulai terjadi sekitar pukul 16.00 hingga 18.00 WIB.
"Banyaknya pohon-pohon tumbang membuat jalur Madiun-Surabaya di Km 163-165 macet total hingga sekitar 11 kilometer," katanya.
Mengetahui hal itu, kata dia, warga sekitar bergotong royong menyingkirkan pohon-pohon tumbang yang melintang di tengah jalan tersebut dengan menggergaji pohon-pohon itu.
Selain itu, kata dia, bus Restu Nopol N 6234 EU juga terperosok di saluran irigasi lantaran menghindari pohon tumbang yang saat itu masih melintang di tengah jalan.
"Mungkin karena terburu-buru, sang sopir nekad banting setir ke bahu jalan sebelah kiri. Karena hujan lebat, bus langsung terperosok. Syukur, dalam peritiwa ini tidak ada korban jiwa maupun luka," katanya.
Sementara itu Camat Balerejo, Anang Sulistyono mengatakan pihaknya belum bisa merinci kerugian yang di derita warganya.
"Sampai saat ini, kami masih mendata di lapangan. Jadi, kami belum bisa memastikan berapa kerugiannya," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007