Bandarlampung (ANTARA) - Jalan lintas Sumatera ruas Rajabasa-Panjang Bandarlampung cenderung semakin rusak di banyak titik seperti berlubang dan mengancam keselamatan pengguna jalan sehingga jalan nasional itu perlu segera diperbaiki.
Berdasarkan pantauan di beberapa titik Jalinsum ruas Rajabasa-Panjang Bandarlampung, Selasa, kerusakan badan jalan seperti berlubang terdapat di banyak titik, dan hanya sebagian kecil di antaranya yang sudah ditambal seperti di perempatan Sukarame hingga depan RS Imanuel.
Sehubungan itu, beberapa pengendara mengharapkan Jalinsum Rajabasa-Panjang diaspal ulang, terutama menjelang berlangsungnya arus mudik dan arus balik pada Lebaran 2019.
"Karena jalan tol sudah dioperasikan, kendaraan pribadi tentu memilih jalan tol. Namun, bagi pengendara motor, Jalinsum ini tetap sebagai rute utama yang dilintasi. Jalan berlubang tentu membayakan pengguna motor kalau kerusakan jalan tidak segera diperbaiki," kata Samino, salah pengendara yang tiap hari melintasi Jalinsum.
Sehubungan itu, ia mengharapkan Pemerintah Pusat dan Pemprov Lampung memperbaiki Jalinsum ruas Rajabasa-Panjang, minimal menambal semua jalan yang berlubang.
Kondisi Jalinsum Lampung makin rusak ketika hujan lebat mengguyur wilayah Lampung dalam dua minggu terakhir, sementara tronton dan truk besar, terutama kendaraan pengangkut batu bara, tetap bebas melintasi jalan tersebut dengan muatan melebihi daya tahan jalan.
Ia juga mengharapkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah juga didesak untuk membatasi tonase truk yang melintasi Jalinsum Lampung dengan melakukan penindakan hukum, seperti tilang dan denda.
"Pemerintah perlu memberikan sanksi keras kepada pengemudi truk agar tak mengangkut muatan melebihi daya tahan jalan. Hal itu dimaksudkan untuk memperpanjang masa pakai jalan nasional tersebut," katanya.
Selain itu, Pemprov Lampung juga diharapkan lebih ketat memperhatikan kelaikan truk barang yang melintasi Jalinsum untuk meminimalkan kecelakaan lalu lintas serta mengurangi pencemaran udara.
Di kedua sisi Jalinsum terdapat banyak permukiman warga, hotel, sekolah, rumah sakit dan sebagainya, sementara jalan lintas itu makin padat dengan kendaraan. Tidak sedikit dari truk yang melintasnya mengeluarkan asap hitam pekat dari knalpotnya, sehingga hal itu tentu mengancam kesehatan warga yang tinggal di sebelah sisi Jalinsum tersebut.
"Pengemudi dari kendaraan yang mengeluarkan asap hitam pekat harus ditindak tegas karena membahayakan kesehatan penduduk yang tinggal di kawasan Jalinsum ini," kata Edy, salah satu penduduk Bandarlampung yang tinggal di kawasan Jalinsum.
Banyak truk, seperti truk engkel ganda (ban berjumlah 6), tronton (ban 10), trinton (ban 12), dan truk trailer (ban 14) melintasi Jalinsum di wilayah Lampung, khususnya ruas bypass Soekarno-Hatta Bandarlampung.
Batas berat maksimum kendaraan dan barang yang diizinkan diangkut berkisar 12-20 ton, sedangkan truk yang melintasi diduga jauh melampaui jumlah berat yang diizinkan (JBI) itu.
Jalinsum ruas Rajabasa-Panjang di Kota Bandarlampung telah diperbaiki dan dilebarkan mulai Oktober 2012 hingga 2014. Namun, jalan lintas itu hingga kini belum diaspal ulang, dan jalan berlubang-lubang hanya diperbaiki dengan melakukan penambalan.
Pewarta: Hisar Sitanggang
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019