Singapura (ANTARA News) - Asia dapat mengandalkan negara-negara produsen minyak dalam memenuhi pasokan minyak mentah yang dibutuhkan negara-negara Asia dengan pertumbuhan ekonomi tinggi, kata Presiden OPEC di Singapura, Rabu. Mohammad al-Hamli, yang juga menteri perminyakan Uni Emirat Arab (UEA), produsen minyak terbesar ketiga dalam OPEC, mengatakan bahwa hampir 50 persen ekspor minyak OPEC terikat dengan Asia. "Kapan saja ada peningkatan permintaan minyak di kawasan Asia, dengan cara apapun, permintaan akan dapat dipenuhi yang kebanyakan dipasok dari kawasan Teluk," katanya pada forum energi di Singapura. Menjawab tema dari forum tersebut mengenai apakah kawasan Teluk mampu memuaskan kehausan Asia atas minyak, al-Hamli mengatakan, pihaknya mampu. "Negara-negara Teluk dan anggota OPEC lainnya bukan hanya mampu, tetapi mereka siap, komit dan mereka akan memuaskan kehausan Asia akan minyak," katanya, seperti dilaporkan AFP. "OPEC berhasil menjaga pengamanan stabilitas pasokan minyak sejak kartel berdiri tahun 1960 dan akan terus melakukannya di masa depan." Tingginya permintaan minyak dunia, termasuk dari negara-negara Asia, telah dianggap sebagai salah satu faktor kenaikan harga minyak. Negara-negara berkembang di Asia diperkirakan mencatat pertumbuhan ekonomi rata-rata 8,3 persen tahun ini dan 8,2 persen tahun 2008. Meskipun tekanan inflasi sebagai dampak tingginya harga minyak masih menjadi faktor resiko, kata Bank Pembangunan Asia, bulan ini. Harga minyak New York pekan lalu mendekati angka 100 dolar per barel, sebelum kembali turun setelah ada jaminan kecukupan pasokan global bagi komoditas itu. Meski begitu, para analis mengatakan, sekarang hanya soal waktu saja harga minyak akan menembus rekor harga 100 dolar per barel. (*)

Copyright © ANTARA 2007