Jakarta (ANTARA News) - Unjukrasa berlangsung di depan dua Kedutaan Besar (Kedubes) di Jakarta, yaitu di depan Kedubes Amerika Serikat di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, dan di depan Kedubes Malaysia di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan. Berdasarkan pantauan ANTARA di Jakarta, Rabu, unjukrasa yang dilakukan di depan Kedubes AS dilakukan oleh puluhan orang dari Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI). "Kami mendemo Kedubes AS karena menganggap negara itu sebagai penyebab utama dari `global warming`," kata seorang pengunjuk rasa, Iwan. Menurut Iwan, berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah negara adidaya tersebut kerap tidak memperhatikan beragam aspek yang berkontribusi terhadap isu pemanasan global, antara lain penolakan dari pemerintah AS untuk meratifikasi Protokol Kyoto. Padahal, AS adalah negara yang paling banyak menghasilkan emisi gas rumah kaca yang mengakibatkan meningkatnya suhu dan terdapatnya perubahan iklim yang ekstrim di Bumi. Protokol Kyoto itu sendiri adalah sebuah persetujuan internasional mengenai pemanasan global, di mana negara yang meratifikasi protokol ini berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, atau bekerja sama dalam perdagangan emisi yang terkait dengan pemanasan global. Hingga sekitar pukul 13.00 WIB, pengunjuk rasa belum melaksanakan orasinya karena masih menunggu elemen lain yang diperkirakan akan turut bergabung antara lain Federasi Serikat Petani Indonesia. Sementara itu, unjukrasa yang berlangsung di depan Kedubes Malaysia dilakukan sejak pukul 09.00 WIB oleh puluhan orang dari Majelis Dakwah Penegak Pancasila (MDPP). Para pengunjuk rasa yang berjumlah puluhan orang itu menuntut agar pemerintah Malaysia mengakui berbagai jenis budaya seperti lagu "Rasa Sayange" dan kesenian Reog Ponorogo sebagai warisan budaya Indonesia. "Kami juga menuntut Malaysia meminta maaf karena telah mengklaim berbagai seni dan budaya yang sebenarnya adalah milik Indonesia," kata Sekretaris Jenderal MDPP, Jaelani. Sedangkan puluhan petugas kepolisian tampak bersiaga di depan kedua Kedubes tersebut untuk menjaga ketertiban dan kelancaran arus lalu lintas. (*)

Copyright © ANTARA 2007