Moskow (ANTARA News) - Hitungan mundur bagi pemilihan presiden Rusia tahun depan dimulai secara resmi Rabu, dengan diumumkannya tanggal bagi pemungutan suara dalam suratkabat pemerintah Rossiiskaya Gazeta. Pemilihan presiden Rusia adalah keempat kalinya dilakukan sejak Uni Sovyet jatuh, dijadwalkan akan diselenggarakan 2 Maret, setelah pemilihan anggota parlemen hari Minggu dalam mana Partai Rusia Bersatu (URP) pimpinan Presiden Vladimir Putin diperkirakan menang mayoritas. Para kandidat dianggap prospektif sudah mulai bisa mengajukan diri pada Rabu sampai 23 Desember. Kampanye-kampanye melalui media massa sudah akan diizinkan sejak 2 Februari sampai 29 Februari, kata Komisi Pemilihan Umum Pusat (CEC) sebelumnya. Pemilihan anggota parlemen tersebut tercatat akan diikuti para wakil independen dari 11 partai politik, berlangsung pada 2 Desember untuk mengumpulkan dua juta tandatangan bagi dukungan seseorang bisa mendaftar sebagai kandidat. Putin dilarang oleh konstitusi Rusia untuk mencalonkan diri untuk jabatan ketiga secara berturut-turut, namun hanya tiga bulan sebelum pemilihan, belum ada seorang kandidatpun yang didukung oleh Kremlin. Diduga, kandidat kelas berat yang disebut-sebut paling diminati di media Rusia adalah Wakil Pertama Perdana Menteri Sergei Ivanov dan Dmitry Medvekev, di samping Perdana Menteri Viktor Zubkov. Namun, hanya tokoh-tokoh politik dari pecahan oposisi dan termasuk seorang bekas perdana menteri serta seorang pembangkang pada era Sovyet yang telah mengumumkan pencalonan mereka. Pemimpin Partai Komunis, Gennady Zyuganov, mantan perdana menteri Mikhail Kasyanov dan seorang mantan wakil perdana menteri yang sekarang menjadi pemimpin Partai Serikat Kekuatan Kanan berhaluan liberal, Boris Nemtsov, yang telah mengumumkan pencalonan mereka. Mereka bergabung dengan Garry Kasparov, seorang mantan juara catur dunia yang juga pemimpin kelompok oposisi yang menyebut diri mereka kelompok Rusia yang Lain, yang telah mengadakan rapat umum dalam beberapa hari terakhir ini, di mana ratusan aktivisnya telah ditahan. Walikota kota Rusia baratlaut, Arkhangelsk, Alexander Donskoy, juga telah mengumumkan pencalonannya. Donskoy adalah seorang mantan pengusaha, yang dalam status tahanan sebelum diajukan ke pengadilan atas tuduhan-tuduhan korupsi. Namun, dia mengatakan, tuduhan tersebut bermotif politik. Vladimir Bukovsky, seorang bekas pembangkang, yang kini tinggal di Inggris sejak tahun 1970-an, juga menyatakan berniat untuk maju dalam pemilihan presiden mendatang. Namun, dia mungkin saja akan dilarang berdasarkan undang-undang Rusia, karena tersandung syarat kependudukan, demikian AFP.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007