Kolombo (ANTARA News) - Seorang wanita pelaku bom bunuhdiri meledakkan dirinya di ibukota Sri Lanka, Rabu, mencederai sedikitnya tiga petugas keamanan di luar sebuah kantor kementerian senior, kata polisi. Pelaku pemboman, yang diduga seorang anggota pemberontak Macan Tamil, berusaha memasuki gedung perumahan dan perkantoran Menteri Kesejahteraan dan Pembangunan Sosial, Douglas Devananda, yang dijaga ketat, kata mereka. Namun dia kemudian berhenti dan meledakkan dirinya di luar gedung tersebut. Menteri, yang sedang mengadakan pertemuan umum di dalam gedung itu, terhindar dari cedera. Mereka yang cedera, dua orang di antaranya dalam kondisi gawat, segera dibawa ke Rumah Sakit Umum kota. "Tiga orang yang mengalami cedera adalah para petugas keamanan di kantor menteri," kata perempuan jurubicara rumahsakit, Pushpa Soysa, kepada AFP. Ledakan terjadi sehari setelah tokoh utama pemberontak Macan Tamil, Velupillai Prabhakaran, mengumumkan bahwa upaya-upaya perdamaian Sri Lanka hanyalah waktu yang sia-sia dan bersumpah akan melancarkan serangan lagi terhadap pemerintah negara pulau yang disebutnya `melakukan pemusnahan secara teratur terhadap mereka.` "Siapapun yang berencana menghancurkan negara Tamil akan berakhir dengan kekuatan dan mereka akan menghadapi kehancuran," katanya. Dalam satu pidato kebijakan tahunannya yang disampaikan dari hutan tempat persembunyiannya di wilayah utara yang dikuasainya, Prabhakaran melancarkan serangan ganas terhadap pulau yang mayoritas dihuni suku Sinhala itu. "Bangsa Sinhala berusaha untuk menghancurkan bangsa Tamil," kata pemimpin Pembebasan Macan Tamil Eelam (LTTE) dalam pidato di tempat persembunyiannya. "Hal itu merupakan aksi kekerasan yang tak dapat diterima oleh akal yang bertentangan dengan manusia lainnya. Itu hanyalah keinginan untuk mendapatkan penyelesaian atas masalah Tamil melalui cara militer dan penindasan," katanya. Pada Senin lalu, menteri pertahanan negara pulau tersebut, Gotabhaya Rajapakse, mengatakan kepada AFP bahwa pasukannya sekarang sedang berusaha sekuat tenaga untuk membunuh Prabhakaran dan mengembalikan wilayah utara negara yang dikuasainya. Konflik yang telah berlangsung selama 35 tahun, yang telah menewaskan puluhan ribu jiwa penduduknya itu, semakin meningkat sejak 2004 pada saat kesepakatan perdamaian yang telah dicapai terkoyak. Pemerintah pada tahun ini telah merebut kekuasaan wilayah timur dari LTTE, menenggelamkan beberapa kapal penyelundup senjata LTTE, dan menewaskan kepala politik LTTE dalam suatu serangan udara, demikian AFP.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007