Saat ini pengembangan sains, teknologi dan inovasi cenderung bersifat monodisiplin dan fokus pada analisis yang sempit, sementara persoalan pembangunan pertanian sifatnya kompleks dan solusinya tidak bisa berasal dari satu bidang ilmu semata
Padang, (ANTARA) - Guru Besar Universitas Andalas (Unand) Padang, Prof Helmi menekankan pentingnya penerapan sains berkelanjutan dalam pembangunan pertanian sebagai upaya mewujudkan sasaran pembangunan berkelanjutan di Tanah Air.
"Saat ini pengembangan sains, teknologi dan inovasi cenderung bersifat monodisiplin dan fokus pada analisis yang sempit, sementara persoalan pembangunan pertanian sifatnya kompleks dan solusinya tidak bisa berasal dari satu bidang ilmu semata," katanya di Padang, Sumatera Barat, Senin.
Saat menyampaikan orasi ilmiah pengukuhan guru besar tetap dalam Ilmu Pembangunan Pertanian, dengan tema "Menerapkan Sains Keberlanjutan dan Mengadvokasikan Kebijakan Publik Untuk Mendukung Sasaran Pembangunan Berkelanjutan pada Bidang Pertanian, Pangan, Penghidupan, dan Pengelolaan Sumberdaya Alam Terkait", ia memaparkan masalah pembangunan sifatnya lintas sektor sehingga diperlukan kebijakan publik dan pendekatan manajemen pembangunan yang terintegrasi.
Helmi mengidentifikasi sejumlah sasaran pembangunan berkelanjutan dalam konteks pertanian, pangan, penghidupan dan pengelolaan sumber daya alam meliputi mengatasi kelaparan, membangun ketahanan pangan, meningkatkan nutrisi, dan membangun pertanian berkelanjutan.
Kemudian memastikan ketersediaan dan pengelolaan berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua hingga membangun infrastruktur yang tangguh, mengembangkan industrialisasi pertanian dan pangan yang inklusif, berkelanjutan dan mendorong penerapan inovasi.
Oleh sebab itu ia memandang perlu menyinkronkan kebijakan dan tindakan yang mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan dengan keluar dari silo keterbatasan ke arah sinergi dan kemitraan yang lebih kuat.
"Penerapan sains keberlanjutan adalah bagian penting dari upaya memberikan basis yang kuat untuk merumuskan solusi inovatif terhadap masalah-masalah pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs)," katanya.
Ia merekomendasikan dalam tataran tindakan diperlukan kebijakan publik untuk mendukung implementasi solusi inovatif dan transisi ke arah keberlanjutan.
Dari riset yang dilakukannya, kata dia, diidentifikasi kriteria dan kerangka kerja untuk memungkinkan penerapan sains keberlanjutan dan advokasi kebijakan publik pencapaian SDGs bertumpu pada identifikasi masalah pembangunan berkelanjutan dan formulasi solusi inovatif dan implementasinya.
Kemudian proses partisipatif dan sinergis, serta integrasi solusi inovatif ke dalam kebijakan publik untuk perluasan penerapannya.
Dengan begitu diharapkan pengembangan ilmu pengetahuan dan kebijakan publik berdampak positif bagi kesejahteraan semua, demikian Helmi.
Baca juga: Unand kukuhkan tiga guru besar bidang pertanian
Baca juga: Peneliti asia bahas Rizobakteri untuk pertanian berkelanjutan
Baca juga: APEC Sepakati Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019