Ternate (ANTARA) - Festival Moti Veerbond 2019 di Kecamatan Moti merupakan momentum mengenang kembali sejarah empat Kesultanan Ternate di tahun 1322 M menggelar konfederasi Moti, kata Wali Kota Ternate, Maluku Utara Burhan Abdurahman.
Walikota Ternate, Burhan Abdurahman di Ternate, Senin, menyatakan pelaksanaan Festival Moti Veerbond dilakukan untuk mengenang kembali peristiwa yang terjadi tepatnya 697 tahun lalu.
Selain itu, tema tersebut mempunyai makna membangun nilai-nilai dan spirit persatuan dan perdamaian dalam sejarah Moti Veerbond serta dimanifestasikan kembali dalam sebuah festival yang memadukan antara unsur sejarah, budaya dan potensi alam pulau Moti, ujarnya.
Kala itu, empat Sultan yakni Sultan Ternate, Sultan Tidore, Sultan Jailolo dan Sultan Bacan berkumpul di Pulau Moti untuk membentuk suatu persekutuan dan membangun kesadaran tentang pentingnya sebuah kolaborasi, persekutuan ini yang kemudian dikenal dalam catatan sejarah Moloku Kie Raha sebagai konfederasi Moti (Moti Veerbond) yang dilakukan oleh empat kerajaan yaitu Ternate, Tidore, Jailolo dan Bacan.
Menurutnya pariwisata bernuansa sejarah karena kita memahami dan mengetahui bahwa di tahun 1322 para sultan dari empat kesultanan di Maluku Kieraha bersepakat untuk melakukan suatu peristiwa besar dalam menegakkan persatuan dan kesatuan di daerah ini, yang selanjutnya dikenal dengan sebutan Moti Veerbond.
"Dengan festival Moti Veerbond ini kita mengingat kembali peristiwa itu dan akan seterusnya dijadikan festival Moti Veerbond ini sebagai agenda pariwisata tahunan pemerintah kota Ternate, saya berterima kasih kepada panitia penyelenggara yang sudah memulai kegiatan ini," katanya.
Ia mengatakan di awal pelaksanaan festival ini pasti masih banyak kekurangan-kekurangan tetapi sesuatu yang sangat berharga karena sudah memulainya. "Kami sudah berani melaksanakan kegiatan ini, kalau Festival Pulau Hiri sudah menjadi agenda tahunan Pemkot Ternate maka festival Moti Veerbond juga diharapkan sebagai agenda tahunan Pemkot Ternate."
Wali kota meminta kepada semua komunitas, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat untuk kita kemas kegiatan Festival Moti Veerbond menjadi acara yang memberikan dampak luar biasa bagi masyarakat Maluku Utara dan masyarakat seluruh Indonesia pada umumnya. "Peristiwa sejarah yang terjadi sejak tahun 1322 M adalah peristiwa sejarah yang menyatukan masyarakat Maluku Utara, empat sultan pada saat itu melakukan kesepakatan untuk membangun kebersamaan guna mengusir penjaja dari daerah."
"Ke depan festival ini harus dikemas lebih lagi karena bukti-bukti sejarah yang ada masa lalu hingga saat ini masih ada dan itu menunjukkan bahwa festival ini menjadi festival pariwisata sejarah yang sangat bergengsi," ujar wali kota.
Baca juga: Festival Teluk Jailolo digelar
Baca juga: Kemenparekraf: Festival Teluk Ambon ajang promosi Maluku
Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019