Iya harusnya (polisi) lebih kuat, tapi tugasnya membuat kelelahan yang luar biasa

Pekanbaru (ANTARA) - Sebanyak tujuh personel polisi di jajaran Kepolisian Resort Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, sakit akibat kelelahan mengawal pelaksanaan Pemilu serentak 2019.

“Sampai saat ini terdata di kami ada tujuh yang sakit sempat diopname, tapi sekarang sudah kembali bertugas lagi,” kata Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol. Susanto kepada ANTARA di Pekanbaru, Senin.

Ia menjelaskan total ada 812 personel pengamanan keseluruhan untuk pengamanan Pemilu di Pekanbaru. Ketika dilakukan pengecekan kesehatan oleh bidang Dokkes dan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, sebagian besar personel mengalami kelelahan terutama saat mengawal rekapitulasi suara Pemilu di tingkat Panitia Pemilih Kecamatan (PPK) di 12 kecamatan yang ada.

“Dari hasil general 'check up', banyak yang alami tekanan darah tinggi, lelahnya itu karena amankan 1x24 jam tidak boleh terputus di 12 PPK yang ada,” katanya.

Ia mengatakan kini ada layanan dokter keliling yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru untuk mendatangi 12 kecamatan dan memeriksa kesehatan personel pengamanan dan juga penyelenggara Pemilu di Kota Pekanbaru.

“Iya harusnya (polisi) lebih kuat, tapi tugasnya membuat kelelahan yang luar biasa,” ujarnya.

Jumlah tujuh personel polisi yang sakit tersebut di luar dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Riau tentang jumlah penyelenggara Pemilu 2019 yang mengalami kemalangan.

Berdasarkan data KPU Riau, jumlah penyelenggara Pemilu yang meninggal dunia karena dipicu kelalahan dan beban kerja, ada delapan orang dan 40 orang sakit.

Data terbaru yang masuk ke KPU Riau adalah dua penyelenggara meninggal berlokasi di Kabupaten Siak. Satu orang di antaranya petugas Linmas bernama Lamhot Siringoringgo umur 41 tahun dari Tempat Pemungutan Suara (TPS) 01 Kelurahan Pinang Sebatang, Kecamatan Tualang. Lamhot Siringgoringgo meninggal pada Selasa (23/4) dan jenazahnya dibawa ke kampung halamannya di Siantar, Sumatera Utara.

Seorang lagi bernama Navid yang merupakan Sekretaris Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kampung Penyengat, Kecamatan Sungai Apit. Navid meninggal dunia Rabu (24/4) pada pukul 07.00 WIB, setelah sempat mengeluhkan rasa sakit kepada istrinya dan langsung dibawa ke Puskesmas setempat.

Dengan begitu, berdasarkan data KPU Riau, sebanyak delapan orang dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan Linmas di Provinsi Riau meninggal dunia karena dipicu kelelahan saat bertugas dalam penyelenggaraan Pemilu serentak 2019.

Sebelumnya, sudah ada korban meninggal dunia bernama Amsar. Almarhum adalah seorang petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di TPS 06 Desa Pematang Tebih Kecamatan Ujungbatu, Kabupaten Rokan hulu. Amsar wafat pada tanggal 24 April 2019 jam 01.20 WIB pasca mengalami penurunan fungsi jantung semenjak tanggal 18 subuh pada saat perhitungan suara DPRD kabupaten

Kemudian ada dua orang yang meninggal adalah ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kabupaten Bengkalis. Mereka bernama Yansen Andrys David, Ketua KPPS di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 5 Kelurahan Bengkalis Kota, dan Suratinizar Ketua KPPS di TPS 02 Desa Bantan Tua, Kecamatan Bantan.

Kemudian, korban meninggal lainnya bernama Ema anggota KPPS di TPS 1 Desa Bedeng Sikuran Kecamatan Inuman, Kabupaten Kuantan Singingi, serta Faisal Ketua KPPS TPS 01 Desa Kumantan, Bangkinang, Kabupaten Kampar.

Selain itu, ada Umar Banu, Ketua KPPS di TPS 16, Simpang Kanan Kecamatan Simpang Kanan, Kabupaten Rokan Hilir.

Baca juga: KPU Kabupaten Sangihe mulai rekapitulasi suara Selasa
Baca juga: PDIP parpol pertama serahkan LPPDK ke KPU Muaro Jambi
Baca juga: Pengorbanan para "Pahlawan Demokrasi"
Baca juga: Kapolda klarifikasi demo anggotanya soal pengamanan Pemilu

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019