Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa untuk mendongkrak kinerja ekspor melalui reformasi birokrasi, pemerintah terus berupaya mendorong kemudahan bidang ekspor dan investasi di dalam negeri.
"Ekspor yang melakukan yang punya produk dan tergantung utilisasi kapasitas. Birokrasi menyiapkan kebijakan kebijakan untuk mendorong ekspor berupa kemudahan ekspor dan investasi," kata Airlangga melalui pesan singkap kepada Antara di Jakarta, Senin.
Airlangga mengatakan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo agar investasi untuk ekspor digenjot sekaligus lembaga yang fokus untuk mendongkrak kinerja ekspor ikut dikaji.
Menperin menjelaskan, dalam upaya mendongkrak ekspor dari sektor industri, perlu diperhatikan tingkat utilisasi. Oleh karenanya, langkah strategis yang dipacu antara lain melalui penambahan investasi dan ekspansi. Hal ini juga akan membawa dampak pada penyerapan tenaga kerja dan hilirisasi.
“Kalau kita lihat, 80 persen impor besar Indonesia adalah bahan baku penolong. Artinya, ini adalah untuk menunjang produktivitas sektor industri. Sisanya capital goods. Tetapi menariknya, ekspor capital goods kita juga meningkat. Ini menandakan kemampuan industri kita sudah kompetitif di kancah global,” paparnya.
Pada 2018, ekspor nonmigas mencapai 162,65 miliar dolar AS atau naik 6,25 persen dibanding perolehan tahun 2017 sebesar 153,03 miliar dolar AS.
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) menargetkan pertumbuhan ekspor nonmigas tahun ini sebesar 7-9 persen.
"Industri konsisten memberikan kontribusi tertinggi terhadap PDB nasional. Salah satunya terlihat dari capaian ekspor, di mana tahun lalu menyumbang sebesar 72,25 persen. Maka ini yang harus kita dorong terus," ungkap Airlangga.
Adapun lima sektor manufaktur yang pertumbuhannya di atas lima persen dan memiliki catatan kinerja ekspor gemilang di tahun 2018, yakni industri makanan dan minuman yang nilai ekspornya mencapai 29,91 miliar dolar AS, disusul industri tekstil dan pakaian jadi sebesar USD13,27 miliar, serta industri logam dasar 15,46 miliar dolar AS.
Selanjutnya, industri karet, barang dari karet dan plastik menembus hingga USD7,57 miliar, serta industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki di angka 5,69 miliar dolar AS.
Di samping itu, sepanjang 2018, kinerja ekspor positif juga dicatatkan oleh industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, menorehkan nilai ekspornya sebesar 13,93 miliar dolar AS, kemudian ekspor kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer, dan alat angkutan lainnya menembus angka 8,59 miliar dolar AS, serta pengapalan barang komputer, barang elekronik dan optik mencapai 6,29 miliar dolar AS.
“Melalui implemenasi peta jalan Making Indonesia 4.0, kita optimistis untuk dorong ekspor lagi jadi 10 persen netto terhadap PDB. Selain itu, produktivitas akan meningkat dua kali serta pengeluaran R&D juga didorong jadi dua persen,” tuturnya.
Baca juga: Presiden: kemudahan berusaha kunci tingkatkan investasi
Baca juga: Darmin harapkan kemudahan perizinan diikuti realisasi investasi
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019