Jakarta (ANTARA News) - Produsen mobil Jepang, Mitsubishi, menjajaki pasar mobil hibrid di Indonesia dengan memperkenalkan i-MIEV (Mitshubishi Innovative Electric Vehicle) ke masyarakat pada pameran "Clean Air, Clean Fuel, Clean Vehichle" terkait Konferensi PPB tentang Perubahaan Iklim. Presiden Direktur (Presdir) PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), Fumio Kuwayama, yang menjadi agen tunggal pemegang merek (atpm) Mitsubishi di Indonesia, mengatakan, saat ini i-MIEV belum diproduksi secara massal. Rencana Mitsubishi Motor Corporation (MCC) akan memproduksi secara massal mobil hibrid yang seluruhnya menggunakan tenaga listrik tersebut pada 2009. "Kami mungkin baru akan mengimpor i-MIEV dari Jepang pada 2010, setelah melihat pasar mobil hibrid di Indonesia," katanya. Pada saat ini, kata dia, total produksi i-MIEV di Jepang baru mencapai sekitar 80 unit yang sebagian diuji coba untuk riset perusahaan-perusahaan listrik di Jepang. Sejak November 2006 MMC melakukan kerjasama riset dengan tiga perusahaan listrik yaitu Tokyo Electric Power Co, The Chugoku Electric Power Cp Inc, dan Kyushu Electric Power Co Inc. Perusahaan listrik tersebut mengevaluasi dan menganalisa kemampuan praktis dan kompatibilitas isi ulang yang cepat dari kendaraan listrik tersebut, sebelum diproduksi massal. I-MIEV merupakan kendaraan hibrid yang menggunakan tenaga listrik dengan tanpa gas buang karbondioksida, sehingga ramah terhadap lingkungan. I-MIEV dapat berjalan selama 160 kilometer dengan kecapatan maksimal 140 km per jam setelah diisi tenaga listrik selama 14 jam dengan kekuatan listrik 100 volt dan tujuh jam dengan kekuatan listrik 200 volt. Selain I-MIEV, Mitsubishi juga membawa truk ringan berteknologi hibrid atau "Canter Eco Hybrid" yang diluncurkan Mitsubishi Fuso Truck & Bus Corporation (MFTBC) pada Juli 2006. Berberda dengan I-MIEV, truk ringan berteknologi hibrid tersebut masih menggunakan BBM untuk menggerakkan mesin yang dipadukan dengan motor listrik. "Kendaraan hibrid selain ramah lingkungan juga sangat efisien dalam penggunaan bahan bakar dibandingkan mobil biasa," kata Kuwayama. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007