Washington (ANTARA News) - Washington DC, ibukota Amerika Serikat (AS), memiliki angka rata-rata penyebaran virus dan sindroma merapuhnya kekebalan tubuh (HIV/AIDS) tertinggi di AS, serta memiliki bayi yang terlahir dengan virus AIDS, demikian laporan penelitian yang dipublikasikan Senin (Selasa WIB).
Warga yang hidup di Washington umumnya juga belum pernah menjalai tes HIV dan ditemukan sudah memasuki stadium lanjut yang dengan cepat menjadi AIDS, demikian lapporan kesehatan tyang dilakukan kantor Kesehatan kota.
Hasil laporan tersebut mengatakan Washington dengan populasi sekitar 600 ribu orang memiliki rata-rata dari 128 kasus AIDS per 100 ribu orang dalam tahun 2006, dibandingkan dengan angka rata-rata nasional 14 kasus per 100 ribu.
Balai kesehatan Kota juga mendapatkan 9 persebn kasus AIDS pada anak selama tahun 2005.
"Angka rata-rata kasus AIDS di wilayah ibukota lebih tinggi dari rata-rata di Baltomore, Philadelphia, New York City, Detroit dan Chicago," demikian dilaporkan.
Dari 12.428 orang yang terinfeksi dengan HIV di Washington 80 persen adalah mereka yang berwarna kulit hitam.
Lebih dari 8.300 yang memasuki stadium AIDS dan 224 meninggal akibat AIDS pada tahun 2006.
"Kontak heteroseksual di wilayah itu jauh diatas dari penyebaran HIV dengan 37 persen kasus baru terinfeksi HIV sementara kalangan pria homoseksual merupakan golongan tertinggi penyebaran HIV," kata laporan tersebut.
Laporan tersebut menemukan hampir 70 persen dari mereka yang terkena HIV dalam waktu setahun menjadi pengidap AIDS hal itu berarti mereka didiagnosa terkena HIV bertahun-tahun setelah terinfeksi.
Angka tersebut diabndingkan dengan 39 persen pada tingkat nasional.
Dr.Shannon Hader dari departemen Kesehatan mengatakan laporan tersebut tidak menjelaskan mengapa Washington merupakan wilayah terkena HIV/AIDS yang paling parah di seluruh wilayah AS.
Terjadi penularan dengan angka yang paling tinggi diantara kaum heteroseksual maupun pria homoseksual serta pengguna jarum suntik narkoba ," kata Hader lagi.
Washington memiliki staus yang unik diantara kota-kota lainnya di AS. Pada saat dijadikan ibukota negara wilayah itu tetap terpisah dari wilayah negara begian dan bereda dibawah pengelolaan parlemen walaupun memiliki walikota dan Dewan kota.
Hader mengatakan kota itu telah mengadopsi kebijakan untuk melakukan tes HIV secara rutin, hal itu berarti warga harus menjalani tes pada saat mereka memasuki ruang gawat darurat rumah sakit.
Umumnya diwilayah lainnya di AS warga yang akan menjalani tes HIV dikarenakan memiliki alsan tertentu untuk melakukannya.
Hader mengatakan pemerintah kota Washington berkeinginan untuyk mengurangi angka penularan dari ibu ke bayi menjadi nol pada tahun 2009 dengan metoda tes yang jauh lebih baik serta penanganan dan pelayanan kesehatan bagi wanita hamil yang lebih baik pula.
Wanita yang menerina obat-obatan HIV menjelang melahirkan berkurang resikonya untuk menularkan HIV ke bayinya.
Chip Lewis dari sebuah klinik pusat pelayanan HIV di Washington mengatakan laporan tersebut memperlihatkan pentingnya melakukan tes HIV secra menyeluruh.
"HIV dan AIDS telah menjadi penyakit yang tumbuh subur di daerah pendududk berpenghasilan rendah dan banyak daerah dengan kondisi itu di Washington," kata Lewis.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan sebanyk 33 juta orang telah terinfeksi virus AIDS secara global dan satu juta diantaranya adalah warga AS. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007